Yuk! "Madang Keceh" Makan Sambil Main Air Di Sambak Kajoran

Dilihat 4981 kali
Pengunjung menikmati sensasi makan sambil keceh atau bermain air di sungai, di kedai Kaliwot dusun/desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Sebuah kedai makan unik hadir di lereng gunung Sumbing Kabupaten Magelang. Pengunjung bisa makan sambil keceh atau jeguran di sungai. Kalau ingin merasakan sensasi makan sambil kakinya terendam di sungai, datang saja ke Kedai Kaliwot yang ada di  Dusun Sambak Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Pemiliknya adalah Amron Zawawi (35), penduduk setempat.


Ia sengaja menghadirkan konsep yang demikian, agar kedai ini lain daripada yang lain dan membuat orang penasaran ingin mencobanya. Apalagi kedai ini berada di sebuah desa yang jauh dari keramaian. 


"Sehingga harus dibuat seunik mungkin agar orang menjadi penasaran dan akhirnya mencari dan merasakan sensasinya. Ide ini juga muncul setelah saya sering browsing di internet," kata Amron yang dihubungi Kamis (18/3/2021).


Menurut Amron, tidak sulit menemukan lokasi ini. Dari SPBU Kaliabu Kecamatan Salaman ambil arah kanan, kemudian lurus sekitar 2 km. 


"Nah nanti di kanan jalan sudah ada pemuda yang jaga parkir. Jadi sangat mudah menjangkaunya," kata Amron.


Dia menceritakan, ide membuat kedai makan di atas sungai ini sebenarnya untuk memanfaatkan sungai yang 3 tahun lalu kotor karena banyak limbah industri tahu dialirkan ke sungai. Sungai itu merupakan tempat bermain dia saat kecil. 


"Aliran airnya kecil tidak pernah besar. Kalaupun banjir, surutnya cepat," ujarnya.


Saat ini, sungai itu sudah bersih karena ada program dari desa untuk mengolah limbah tahu jadi energi biogas yang bisa untuk menghidupkan kompor. 


"Karena aliran air sudah lumayan bersih, maka saya kepikiran untuk memanfaatkan sungai ini menjadi tempat makan. Secara kebersihan Insya Alloh aman," imbuh ayah dua putra ini.


Dia juga berani memanfaatkan sungai ini, karena di dusunnya sudah ada program jambanisasi, sehingga tidak ada warga yang buang hajat di sungai, sampah dan semacamnya. 


"Kalau yang belum pernah datang ke Kaliwot, ya mereka akan bertanya-tanya bagaimana soal kebersihannya. Namun yang sudah datang ke sini pada krasan (betah) karena melihat sendiri tidak ada sampah yang dibuang di sungai. Hewan-hewan berbahaya Insya Alloh juga tidak ada," kata Amron meyakinkan.


Bahkan banyak pengunjung yang datang kemudian keceh yang dalam bahasa Indonesianya adalah bermain air, kemudian jeguran di kali atau masuk sungai. Selama ini, pihaknya juga belum pernah menerima komplain dari pengunjung yang mengalami gatal-gatal setelah main air di sungai.


Amron menambahkan, Kedai Kaliwot baru dibuka awal Maret 2021 lalu dan langsung ramai dikunjungi hampir setiap hari. Pengunjung yang datang bisa menikmati kuliner sederhana pedesaan.


Amron menambahkan, dirinya sengaja membuat tagline "Madang Keceh" (Makan sambil bermain air) dan "Ngadem Neng Kali" (Ngadem di sungai) agar lebih menarik. Meja dan bangku untuk makan sengaja ditempatkan di aliran kecil sungai. Biasanya sungai ini untuk irigasi warga.


Saat ini sudah ada 20 set tempat duduk dan bisa digunakan untuk 80 orang secara bersamaan. Menunya yang disediakan cukup familiar, seperti ikan gurame, nila dan ayam. Ada juga berbagai macam cemilan seperti singkong goreng. Harganya juga cukup terjangkau tidak terlalu mahal.


Agar pengunjung juga lebih kerasan, maka dirinya juga menyediakan ATV dan mini motocross dengan medan yang berlumpur. Harga sewanya cukup murah hanya Rp10 ribu untuk lima putaran dengan area sepanjang kurang lebih 300 meter. Ada juga sewa ban tubing dengan aliran sungai kecil.


Amron mengaku bersyukur karena omzet per hari sejak dibuka sudah mencapai Rp1,5 juta - Rp3,5 juta. Pengunjung selain dari Magelang juga banyak dari Wonosobo, karena akses jalannya cukup mudah. Untuk mengelola kedai ini, ia dibantu 7 orang pegawai. Ia juga memberdayakan pemuda setempat untuk mengelola parkir.


Amron masih punya keinginan untuk mengembangkan lokasi ini di beberapa kebun di sekitar. Apalagi tanah kebun juga masih milik keluarga dan warga yang bisa disewa. Untuk ke depan, ia masih ingin membuka area parkir, musola, aula pertemuan dan juga homestay.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar