Wow! Ada Batu Raksasa Berukir Misterius di Kaki Gunung Merapi

Dilihat 5900 kali
Batu raksaksa berukir misterius material Gunung Merapi di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

BERITAMAGELANG.ID - Gunung Merapi yang berketinggian 2.968 mdpl menyimpan banyak cerita, salah satunya keberadaan sebuah batu besar berukir di bantaran Kali Bebeng.

Ukurannya tak lazim, diperkirakan batu andesit sisa material erupsi Gunung Merapi itu memiliki diameter lingkaran mencapai lima meter lebih. Lokasinya di sebelah timur Sungai Bebeng jauh dari pemukiman warga Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah. 

Desa Kaliurang berada di zona 1 rawan bencana letusan gunung merapi. Sementara batu besar tersebut berada 1 kilometer utara dari desa, lokasinya terpencil hanya ada jalan batu dan debu sisa material erupsi.

Warga setempat menyebut batu raksaksa itu dalam bahasa Jawa, Watu Gede, atau batu besar. Ada juga yang mengenalnya Watu Jepang. Namun saying, tidak banyak data sejarah yang bisa digali terkait keberadaan watu gede itu.

Salah satu warga, Suharno (51) menceritakan, pahatan dibuat pada 1991 oleh seorang seniman asal Jepang.

"Seniman pahat asal Jepang tersebut bernama Khen Hirat Suka," ungkap Suharno.

Menurut Suharno, pahatan bermotif etnik mirip prasasti dikerjakan selama sepuluh hari. Bentuk pahatan di tubuh batu adalah garis-garis spiral melingkari tubuh batu.

"Bentuk ukirannya aneh panjang seperti tali. Warga juga tidak paham makna dan nama orang Jepang yang membuatnya," tutur Suharno, Sabtu (27/04).

Kakek Martoyitno (89) misalnya, sejak ia masih kecil, watu gede sudah ada dalam ingatannya.

"Dari dulu watu gede sudah ada di situ (di tempatnya), saya sampai sekarang mencari rumput dan kayu bakar di sekitar watu gede," kenang kakek Martoyitno. 

Menurut Martoyitno, bongkahan watu gede saat ini terlihat sebesar rumah dan diperkirakan bagian yang terpendam lebih besar lagi.

Secara tradisi, keberadaan watu gede tidak dikeramatkan. Meski demikian, warga percaya jika watu gede merupakan tanggul alam penyelamat dari erupsi Gunung Merapi.

Masih segar dalam ingatan Martoyitno, saat letusan dahsyat dari Gunung Merapi pada 1961 silam. Desanya selamat dari terjangan material banjir lahar dingin dan awan panas. Namun, ratusan rumah warga di sejumlah desa bantaran Kali Batang dan Kali Bebeng, rusak terpendam.

"Saat itu wedhus gembel dan banjir hanya melewati watu gede dan merusak rumah-rumah di bawah Desa kaliurang dan semua warga saat itu mengungsi hingga transmigrasi ke Sumatera," terang Martoyitno. 

Watu Gede kembali menjadi monumen penyelamat saat bencana erupsi dahsyat 2010. Saat itu aliran banjir material sisa erupsi berintensitas besar tidak melimpas ke Desa Kaliurang. Padahal, endapan material sudah penuh di bagian hulu dan hilir Kali Bebeng.

Maka guna menjaga kelestariannya, sejak 2014 warga setempat membangun tembok pelindung dan melarang keras aktivitas pertambangan di sekitarnya. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar