Workshop Pengembangan Magelang Raya

Dilihat 1427 kali

BERITAMAGELANG.ID - Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK) Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta mengadakan Workshop Pengembangan Magelang Raya yang diselenggarakan di Gedung UGM Yogyakarta, Selasa (15/01).


Acara ini diselenggarakan dalam rangka Tridarma Perguruan Tinggi dan pengembangan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Magelang dan Pemerintah Kota Magelang. 


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang Drs. Sugiyono, M.Si. menuturkan, Kabupaten Magelang mempunyai bakat sebagai Kabupaten Internasional karena ada dua hal yang luar biasa di daerahnya, yaitu Candi Borobudur dan Gunung Merapi.


"Keduanya sangat terkenal dan bisa menjadi berkah atau musibah. Selain itu Kabupaten Magelang juga memiliki Gunung Merbabu, Sumbing, Sindoro serta Pegunungan Menoreh, Telomoyo dan Andong, dan di lembahnya terdapat Candi Borobudur," ungkap Sugiyono. 


Dalam penyusunan revisi RTRW Kabupaten Magelang, lanjut Sugiyono, ada kemungkinan luas Kabupaten Magelang bertambah 5.000 Ha, hal ini setelah dilakukan verfikasi terhadap seluruh batas wilayah Kabupaten Magelang. 


"Pada Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih sudah menyatakan bahwa pengembangan pariwisata berbasis komunitas menjadi program prioritas. Kabupaten Magelang juga menjadi Istimewa karena ada dua Perpres yang mengatur tata ruang di Kabupaten Magelang, yaitu Perpres Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan sekitarnya, serta Perpres Nomor 70 Tahun 2014 tentang Taman Nasional Gunung Merapi," paparnya.


Hadir dalam kesempatan itu para Guru Besar, Pakar dari pusat studi dan Ahli serta Praktisi pengembangan wilayah.


Para pakar mengatakan Kabupaten dan Kota Magelang perlu membuat branding dan framing bersama, sehingga dapat memperlama masa tinggal wisatawan. Langkah yang harus dilakukan oleh Kabupaten dan Kota Magelang adalah Branding, Advertising dan Selling (BAS), termasuk di dalamnya kemudian disediakan akomodasi dan pengelolaan yang baik bagi wisatawan yang datang ke Magelang karena kompetitor yang berat adalah Yogyakarta. 


Yang harus menjadi perhatian seluruh pemangku kementingan adalam menjaga kompetisi bebas antara masyarakat dan investor termasuk land grabbing / perampasan tanah. Selain itu konservasi, kemiskinan, kebencanaan, pembangunan infrastruktur baik jalan tol, rel kereta api, pembangunan bandara NYIA di Kulonprogo harus menjadi isu bersama. 


Semangat saling memberi, borderless, kerjasama lintas strata, lintas pemangku kepentingan, peran pemerintah dan peran serta tokoh masyarakat sangat penting  dalam membangun sinergi antara Kabupaten dan Kota Magelang. 


Turut hadir pada kesempatan itu para mantan pejabat di kedua pemerintahan Kabupaten dan Kota Magelang. Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA, Ph.D, Ahli Community Planning dari UGM didapuk menjadi Moderator dalam diskusi tersebut.


Editor Fany Rachma

1 Komentar

Susaemi 18 Januari 2019 09:19
Semoga segera terealisasi.memang sdh waktunya kab .Magelang mjd daerah istimewa.

Tambahkan Komentar