Pemuda Sekarang lebih Open Minded, Kreatif dan Modern

Dilihat 13810 kali
Iwan Sutiarso (Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga)

Hari Sumpah Pemuda selalu menjadi momentum bagi para pemuda untuk introspeksi diri. Jika ditelaah, ada banyak perbedaan antara pemuda zaman dulu dengan generasi masa kini, pemuda masa kini cenderung bersikap santai, jika ada tekanan, barulah mereka merespons dengan cepat.

Seiring dengan berjalannya waktu, sosok pemuda Indonesia saat ini pun telah berubah. Mereka menjadi pribadi yang lebih kreatif dan berani. Hal itu terbukti dengan banyak pemuda Indonesia saat ini yang sudah berhasil mencapai kesuksesan di usia yang masih belia. Pemuda saat ini sudah sangat kreatif. Karena mereka telah berani untuk menampilkan sesuatu yang berbeda. Begitu juga peran serta pemuda Kabupaten Magelang, sudah mampu berbicara di kancah nasional bahkan sampai internasional. Tentunya hal ini sangat membanggakan.

Adanya teknologi saat ini yang berkembang dengan cepat di samping kecanggihan teknologi dan banyaknya akulturasi budaya, menjadikan  tingkat kreativitas pemuda zaman sekarang meningkat.  "Pemuda sekarang itu sekarang lebih open minded, kreatif dan lebih modern karena sekarang banyak menggunakan teknologi", tandas Iwan Sutiarso, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olah Raga Kabupaten Magelang.

Nah untuk lebih mengetahui kiprah pemuda jaman sekarang, wartawan Suara Gemilang, Widodo Anwari, berhasil menemui Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Iwan Sutiarso, di ruang kerjanya yang tertata rapi. Mau ditemuinya di saat sedang padat-padatnya kegiatan di kantornya. Orangnya familiar, murah senyum, bersikap low profile, dan mempunyai gagasan yang inovatif tentang kepemudaan. Berikut petikan wawancara eksklusif yang kami sajikan  untuk pembaca setia Suara Gemilang. 


Bagaimana makna Hari Sumpah Pemuda menurut Bapak?

"Hari Sumpah Pemuda itu sebuah kesepakatan jenius. Karena, tak ada bangsa yang se-Bhineka Indonesia. Kita ini sangat Bhineka dan kita ternyata mampu merumuskan kesepakatan yang sangat fundamental. Selama ini, banyak pihak yang bisa menyatakan satu bangsa dan satu tanah air. Namun, kita menyatakan berbahasa bersama, yakni bahasa Indonesa. Bahasa bersama, bahasa Indonesia merupakan terobosan jenius dan berani".


Apa yang didapatkan dengan adanya bahasa bersama, bahasa Indonesia?

"Dengan adanya bahasa Indonesia, sekarang siapa saja dan dari mana saja kita merasa se-Indonesia. Kita juga dapat berbicara satu sama lain, yakni yang berbeda daerah dengan tanpa penerjemah. Selain itu, itu tidak banyak bangsa dunia yang bisa sepakat bahasa bersama sebelum ada negara. Biasanya, ada negara dulu baru ada bahasa bersama".


Lalu bagaimana dengan Indonesia?

"Kita itu luar biasa. Hal ini karena dulu kita belum ada negara, tapi kesepakatan bahasa bersama sudah ada. Itu menjadi nilai lebih Indonesia yang tertuang dalam Hari Sumpah Pemuda".


Adakah perbedaan antara generasi muda dahulu dan sekarang? Bagaimanakah perbedaannya?

"Saya rasa setiap zaman punya tantangan sendiri-sendiri. Saya melihat sekarang ini, generasi-generasi baru Indonesia itu memiliki ekspresi yang tidak kalah dengan generasi sebelumnya. Generasi muda saat ini muncul dengan berbagai kreativitasnya. Generasi baru kita muncul dengan program-program soal berkebun sampai pendidikan dan keberagaman. Jadi, menurut saya, generasi sekarang memiliki ide-ide yang menarik. Hanya sering kali kita lebih memperhatikan anak bermasalah daripada berprestasi. Sering kali perhatian kita tertuju kalau ada yang bermasalah. Nah, setelah ini kita pun akan membandingkan dengan pemuda berprestasi di masa lalu".


Memangnya kenapa kita tidak boleh selalu membandingkan dengan pemuda di masa lalu?

"Ini karena di masa lalu juga banyak orang yang bermasalah. Selama ini kita cenderung membandingkan hari ini lebih bermasalah dibandingkan dengan masa lalu yang berprestasi. Padahal, zaman sekarang banyak anak-anak yang berprestasi. Zaman dulu juga ada anak muda yang hobinya berantem dan ada juga yang menjadi preman. Sejauh ini kita cenderung melihat pemuda zaman dulu yang berprestasi berdasarkan sejarah".


Bagaimana dengan rasa nasionalisme pemuda saat ini?

"Generasi sekarang cara mengekspresikan rasa nasionalismenya baru. Hal ini terbukti karya-karya mereka di berbagai bidang. Kita juga sering kali melihat ekspresi nasionalisme pada saat ini dengan cara ekspresif di masa lalu. Ekspresif itu bukan hanya dengan perang, tapi kegiatan upacara juga masuk ke dalamnya. Jadi, ekspresi rasa nasionalisme anak bangsa sekarang itu beda dan menarik. Ini karena mereka lebih menunjukkan dengan kreativitas".


Lalu Tantangan kita terhadap pemuda jaman sekarang ?

"Membandingkan kondisi tersebut dengan anak muda Indonesia di era Sumpah Pemuda. Dulu, pemuda di Tanah Air bersemangat untuk bersatu dalam masa perjuangan. Sedangkan di masa kini, tantangan yang dihadapi pemuda bukanlah penjajah, melainkan bagaimana mendapatkan kehidupan yang lebih baik".


Bagaimana pembinaan yang sudah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Magelang?

"Kita fokuskan kepada keterlibatan pemuda untuk meraih prestasi yang lebih baik. Artinya kita adakan beberapa event yang khusus diperuntukkan bagi pemuda itu sendiri. Semisal beberapa bulan yang lalu tepatnya tanggal 15 September 2017, kita adakan Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Kabupaten Magelang dan berlangsung sangat meriah. Pelaksanaan Grand Final Mas dan Mbak Kabupaten Magelang 2017 digelar di Atrium Armada Town Square Grand Artos Mall, Magelang. Kemudian terkait dengan olah raga, kita juga adakan pembinaan pemuda Pelopor, Pembinaan Pemuda berbasis Cluster, Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera), kemudian kita juga adakan kegiatan-kegiatan yang lain yang ada kaitannya dengan pemuda, kita juga dukung kegiatan kepramukaan, semua itu bermuara kepada pembinaan generasi muda yang notabene pemuda generasi penerus bangsa. Dan perlu diingat prestasi pemuda di Kabupaten Magelang sangat bagus". 


Harapan kepada generasi muda, kaitannya dengan pembinaan generasi pemuda di Kabupaten Magelang?

"Pemuda itu, bisa diarahkan untuk tiga hal. Pertama, memperkuat karakter pemuda sebagai solusi terhadap ancaman bahaya destruktif. Kedua, meningkatkan daya saing pemuda, sebagai solusi terhadap rendahnya kompetensi dan tingginya angka pengangangguran pemuda. Ketiga, menjadikan sosial media sebagai alat membangun peradaban pemuda yang sehat dan mencerdaskan dalam bingkai kebangsaan".


Bagaimana pesan bapak untuk para pemuda? 

"Ingat, pemuda adalah aset bangsa yang sangat strategis. Sebab, pemuda lah yang akan menentukan baik dan buruknya masa depan suatu bangsa. Karena suka tidak suka, tampuk kepemimpinan entah di pemerintahan, legislatif, maupun swasta akan dilanjutkan oleh pemuda. Bahkan saking pentingnya generasi Muda. Bahkan seorang presiden Sukarno pernah bilang 'Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya ... Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia' sebuah ungkapan yang sangat fantastis pada waktu itu, khususnya kepada generasi muda, itu yang perlu kita renungkan bersama", tutupnya. (Wid)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar