Pembibitan Atlet Dimulai Dari Usia Dini

Dilihat 3200 kali
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso, S.Sos., M.Si.

BERITAMAGELANG.ID - Hari Olahraga Nasional atau popular dengan singkatan Haornas ke-35 tahun ini mengusung tema 'Ayo Olahraga, Bangun Indonesia'. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap momentum Haornas dapat mendorong masyarakat berolahraga. Puncak acara Haornas 2018 berlangsung di Stadion Kei Raha, Ternate. Ini adalah pertama kalinya puncak acara Haornas digelar di luar Pulau Jawa sepanjang sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berolahraga di wilayah timur Indonesia, yang kemudian menular ke wilayah-wilayah lain.

Sementara di Kabupaten Magelang, puncak Haornas diisi dengan aktivitas senam massal dan jalan sehat. Tujuannya satu, yakni mengajak masyarakat berolahraga mulai dari cara yang paling sederhana. Lebih lanjut tentang perkembangan olahraga dan pembibitan atlet-atlet muda di Kabupaten Magelang, kami hadirkan sesi wawancara eksklusif dengan Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Iwan Sutiarso, S.Sos., M.Si.

Apa agenda Haornas di Kabupaten Magelang tahun ini?

Terkait dengan Haornas kemarin yang baru dilaksanakan pada 9 September, dan tahun 2018 ini merupakan Haornas yang ke-35. Kemarin dilaksanakan gerak jalan dan senam masal yang diikuti lebih dari 3.000 orang - kalau dugaan kita di atas 4.000 - karena kita cetak 5.000 tiket tinggal sisa sedikit, oleh karena itu animo masyarakat sangat besar.

Kenapa kita pilih jalan sehat dan senam masal karena semua lapisan masyarakat, segala umur bisa mengikuti kegiatan itu. Yang kedua, itu kegiatan yang murah dan kebersamaan semakin kuat karena berjalan-jalan bersama bisa bersilaturahmi, bisa saling bercengkrama, bisa saling menguatkan kohesi sosial, kebersamaan sosial di antara masyarakat.

Kemudian dengan jumlah yang besar tadi harapannya juga bisa berimbas kepada hal lain, dengan adanya kumpulan massa yang besar, perekonomian masyarakat di sekitar walau hanya waktu yang pendek dari jam 06.00 sampai 11.00 WIB itu juga kebangkitan-kebangkitan ekonomi kalau bisa dilaksanakan terus menerus setiap minggu rutin, itu juga bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi masyarakat. Masyarakat punya ruang terbuka ruang publik bagi ketemunya masyarakat yang satu dengan yang lain. Sekarang ini disadari ruang publik itu sangat terbatas, dan dengan diberikan ruang publik itu ada sarana bagi masyarakat untuk bertemu, bersilahturahmi satu dengan lainya, sehingga dengan silaturahmi yang kuat tadi juga bisa menimbulkan semangat kebersamaan semangat persatuan yang lebih kuat.

Tujuannya (kegiatan Haornas) di kami ada tiga : menggelorakan, mengajak, menggerakan dan memotivasi masyarakat dan pelajar untuk melakukan gaya hidup sehat melalui aktivitas olahraga kemudian menjadikan masyarakat dan pelajar sehat dan bugar. Sehat dan bugar pada akhirnya nanti muaranya produktivitas, kalau sehat dan bugar itu orang bisa melakukan kegiatannya, aktivitasnya dengan baik. Jadi, kesehatan bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan, segalanya menjadi tidak berarti.

Kemudian yang terakhir, bisa terciptanya ketahanan sosial, di situ ada persaudaraan, sportivitas, silaturahmi, displin dan karakter yang tangguh. Jadi di olahraga ini sebenarnya ada penanaman karakter. Coba lihat atlet yang berprestasi itu pasti dia awali dengan kerja keras, disiplin, gaya hidup sehat kemudian karakter yang lain itu taat pada aturan. Di olahraga ini kan semua rule of game nya jelas. 

Bisa diceritakan potret olahraga di Kabupaten Magelang seperti apa?

Jadi Disparpora diberi tugas oleh Pemerintah Kabupaten Magelang sesuai tupoksinya. Urusan wajibnya pemuda dan olahraga, dan pilihannya urusan pariwisata, oleh karena itu pemuda dan olahraga harus terus didorong dan dimaksimalkan potensi pemudanya maupun olahraganya. Baik itu olahraga prestasi, rekreasi maupun pendidikan. 

Untuk olahraga prestasi, kami bekerja sama dengan cabang olahraga (cabor) yang ada di KONI, kalau rekreasi dengan penggiat olahraga, kelompok olahraga. Kalau rekreasi itu kan orang pengen seneng, pengen dapat kegembiraan, tapi bisa tetap menjaga stamina kebugaran, kesehatan sehingga produktivitasnya terjaga.

Olahraga pendidikan kami bekerjasama dengan sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, nah profil kami saat ini ya kami selalu lakukan yang pertama mesti dari pembibitan. Jadi dalam olahraga pasti butuh pembibitan, sehingga muncul bibit-bibit yang unggul yang pada saatnya nanti akan dilakukan pembinaan, dan dengan pembinaan yang baik dan sistematis dan intensif,  pada ahirnya akan muncul atlet yang baik. Jadi, tanpa pembibitan dan pembinaan yang baik mustahil akan muncul atlet yang berprestasi. Mereka gak muncul begitu saja, mereka muncul karena melalui proses yang panjang, jadi kami Disparpora ya membantu untuk menyiapkan di pembibitan dan pembinaan kami bekerja sama dengan cabang-cabang olahraga, dengan penggiat olahraga, dan dinas terkait seperti Disdikbud dan sebagainya.

Sekarang kalau ditanya profilnya, kami sedang terus berjalan, kalau prestasi yang sangat unggul kami belum, tapi dari beberapa kegiatan kita cukup baik seperti wushu, di muaythai itu juga menghasilkan medali prestasi yang cukup banyak.

Terkait dengan pembibitan, otomatis kerja sama dengan dunia pendidikan, apakah ada fokusnya dari jenjang apa?

Semua jenjang dilakukan, tetapi pembibitan dilakukan dari usia dini di sekolahnya, jadi pada saat pengembangannya seperti di sekolahnya dia meningkat, penjenjangan pembinaannya juga meningkat. Kalau pembibitan usia dini pasti anak-anak yang usianya mungkin usia SD itu yang dilakukan Bersama-sama dengan Disdikbud karena anak-anak itu masih di lini pelajar. Tapi semua lini pasti ikut menentukan untuk tercapai pembibitan dan pembinaan yang baik. Di pembinaan kami ada PPOPD (Pusat Pelatihan Olah Raga Pelajar Daerah). 

Jadi pembibitan kita lakukan berbagai sarana penjaringan anak-anak itu supaya mereka tahu kalau punya potensi, bakat, minat kemudian sesuatu yang mendukung misalnya stamina dan sebagainya ada di pembibitan. Tiap anak mungkin keliatan sebetulnya potensinya dimana, kemudian potensi itu bisa dikembangkan kemudian kita lakukan itu di PPOPD. Kita lakukan pembinaan dengan cabang olahraga. Pusat pelatihan, di situ kita ada 15 cabang olahraga di tahun 2018 seperti sepakbola, bola voli, bulutangkis, tenis meja, sepak takraw, dari bela diri ada karate, judo, pencak silat, taekwondo, wushu, muaythai dll. 

Jadi pembibitan itu untuk mengetahui apakah anak itu punya potensi atau tidak. Yang punya potensi sebagian kecil baru dilakukan dengan PPOPD karena memang keterbatasan anggaran, tapi yang melakukan seleksi untuk PPOPD pun juga dilakukan bersama dengan cabor-cabor yang ada di Kabupaten Magelang bekerja sama dengan pengurus KONI. Mereka punya tenaga professional untuk pelatihan.

Jadi si calon atlet ini dia mendaftar atau bagaimana?

Jadi di cabang olahraga itu sudah ada pemetaan potensi anak yang berminat dan berprestasi di kejuaraan daerah atau POPDA itu kan kelihatan, jadi mereka dengan masing-masing sekolah sudah tahu pemetaannya. Anak-anak berpotensi kemudian mereka pasti akan mengikuti kejuaraan-kejuaraan, dan pada saat mengikuti kejuaraan itu akan kelihatan mana anak yang punya kecakapan, potensi dalam cabang olahraga tertentu, pada akhirnya nanti akan diambil, akan dilakukan pembinaan. Pembinaan itu memang berjenjang, kita mungkin baru PPOPD tingkat daerah, di tingkat provinsi juga ada, dari kabupaten kita banyak yang ikut. Kita kan awal, jadi kalau sudah bagus bisa ditarik provinsi, dan mungkin bisa masuk ke pusat, Pelatnas, dsb berjenjang. Tapi di level bawah itu di level kabupaten kota mungkin lebih banyak bersifat tadi di pembibitan dan pembinaan awal. Seperti di POPDA kemarin yang juara langsung ditawari sekolah di provinsi, sudah ada badan (pembinaan olahraga) sendiri di sana.

Potensi dan prestasi di Kabupaten Magelang bagaimana?

Hampir semua cabang ada, kemarin muaythai di Semarang dapat 5 emas, kemudian banyak atlet kabupaten ditawarkan ke provinsi. Sebagai contoh, Bagas Bagus (pemain sepakbola U16) itu juga pembibitan di kita, dulu mereka ikut POPDA SD 2003. Tetapi yang lain, prestasi-prestasi yang lain tingkat provinsi, tingkat nasional, bahkan ada juga yang main di Asian Games tapi nggak juara.

Secara garis besar, minat olahraga masyarakat Kabupaten Magelang bagaimana?

Minat olahraga di Kabupaten Magelang sangat bagus ternyata, kalau dilihat acara olahraga banyak dan bagus minat penontonnya luar biasa. Ini sebetulnya bisa digarap karena sebetulnya dengan itu semua antusiasme minat itu kan sebetulnya mendorong sesuatu untuk bisa berkembang. Jadi ada minat dan bakat. Untuk mengetahui minat dan bakat, kita lakukan Sport Science, jadi berupa tes-tes kemampuan bakat yang nanti menentukan si anak tsb berbakat bola voli misalnya, itu direkomendasikan pada guru-guru Pendidikan Jasmani agar mereka sudah tahu. Kalau sudah tes itu bisa dilihat dari anatomi, kekuatan ototnya, ke arah sana akan lebih spesialisasi, misalnya kalau otot pahanya yang kuat bisa ke atletik.

Apa sih mimpi Pak Iwan terkait memajukan olahraga di Kabupaten Magelang?

Impian pasti yang pertama secara umum warga Kabupaten Magelang sehat, bugar kemudian pada akhirnya produktif. Ini kalau yang bersifat olahraga yang umum. Kemudian yang kedua, unggul dan berprestasi. Unggul itu pasti sesuatu yang tinggi, dan dia jadi berprestasi.

Tapi apakah semua berprestasi itu harus di olahraga? Tidak. Sama tadi yang bersifat umum saya sampaikan, seseorang itu sehat bugar kemudian produktif, itu produktivitasnya di  berbagai hal, tetapi  berprestasi pun bisa di berbagai hal karena berbicara olahraga jadi linearnya sehat, bugar, produktif, unggul, berprestasi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar