Wartawan Kabupaten Magelang Bukukan Kisah Pengalaman Seputar Covid-19

Dilihat 2258 kali
Bunda Literasi Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin usai bedah buku berjudul 5W + 1H Covid-19 dan Jejak Pemerintahan Kabupaten Magelang yang ditulis anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Dua yang buku ditulis anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Magelang. Yang pertama berjudul 5W + 1H Covid-19, lalu Jejak Pemerintahan Kabupaten Magelang. Kedua buku ini dilaunching melalui program Jamus LPPL Radio Gemilang 96,8 FM, dan streaming official Youtube channel Dinas Kominfo Kabupaten Magelang. 


Ketua PWI Kabupaten Magelang, Y Bagyo Harsono, Selasa (1/11/2022) mengatakan, dua buku tersebut menceritakan tentang catatan teman-teman wartawan saat pandemi Covid-19, baik yang secara langsung mengalami serangan virus mengerikan tersebut, dan juga yang setiap hari bergulat saat melakukan liputan jurnalistik tentang Covid-19.


Buku berjudul 5W + 1H Covid-19, diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who, When, Why, Where, dan How. Dalam bahasa Indonesianya, adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Dimana, dan Bagaimana. Di buku itulah, teman-teman wartawan mengekspresikan apa yang dialami, dilihat dan dirasakan.


“Di situlah, teman-teman wartawan melukiskan tentang kehidupan sosial budaya masyarakat, toleransi, kebersamaan dan gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, juga memberikan catatan dan pemahaman kepada generasi mendatang, tentang adanya penyakit yang dinamakan Covid-19,” ujarnya.


Sedangkan buku Jejak Pemerintahan Kabupaten Magelang, merupakan cacatan tentang perpindahan Pemerintahan Kabupaten Magelang. Buku tersebut, menekankan perlunya tonggak yang dapat dijadikan bacaan generasi mendatang, atas pindahnya pemerintah Kabupaten Magelang dari Kota Magelang, setelah pemerintah pusat melakukan pemekaran wilayah.


“Sebenarnya, buku yang ditulis teman-teman wartawan ini, adalah mengumpulkan serpihan tulisan tentang pindahnya Pemerintahan Kabupaten Magelang, setelah adanya pemekaran wilayah. Terus terang, teman-teman wartawan selalu kesulitan untuk mendapatkan literasi tentang hari jadi Kota Mungkid, dan buku ini hanya mengumpulkan serpihan tentang catatan,” jelasnya.


Harapan teman-teman wartawan yang bergabung dalam PWI Kabupaten Magelang, nantinya ada kebijakan, keputusan dan penetapan dari pemerintah Kabuputen Magelang yang dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang hari jadi Kota Mungkid. Melalui Perda tersebut, nantinya ada tonggak yang dapat dijadikan pegangan oleh generasi mendatang.


“Ironis jika generasi muda saat ini atau mendatang, tidak mengetahui tentang jejak Pemerintahan Kabupaten Magelang. Buku ini memberikan gambaran tentang pemindahan pemerintahan Kabupaten Magelang, termasuk siapa bupatinya, meski isi buku masih banyak kekurangannya. Tapi setidaknya bisa menjadi bacaan bagi generasi mendatang,” terangnya.


Bunda Literasi Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin mengapresiasi PWI Kabupaten Magelang yang berinisiatif menulis buku ini. Menurutnya, sangat baik untuk mendokumentasikan sebuah peristiwa Pandemi Covid-19 dalam bentuk buku. Sebab, buku yang luar biasa ini, memberikan banyak hal yang dalam setiap peristiwa ada hikmah sebagai pembelajaran. 


“Selaku Bunda Literasi, buku ini dapat memberikan literasi, dan memberikan sosialisasi edukasi kepada masyarakat, termasuk kerja sama dengan PKK dalam gerakan membaca untuk produktivitas, dan efek pembelajaran kepada masyarakat,” katanya.


Karena buku merupakan warisan untuk generasi mendatang  agar mengetahui sebuah peristiwa. Ini peran literasi masyarakat, karena tanpa adanya dukumen atau buku, maka generasi mendatang tidak mengetahui sejarah. Ini pentingnya dokumentasi yang dikemas dalam sebuah buku.


“Di era digitalisasi saat ini, memang bukunya dalam berbentuk digital. Tapi era digitalisasi, ibarat dua sisi mata pisau, kalau digunakan positif, akan menghasilkan yang positif. Tapi jika digunakan secara negatif, maka buahnya akan negatif pula,” pesannya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar