Warga Lereng Merapi Terus Antisipasi Covid 19 dan Erupsi

Dilihat 1168 kali
Penyemprotan disinfektan warga Kaliurang Sumbung mengantisipasi penukaran Covid 19.

BERITAMAGELANG.ID - Warga lereng Gunung Merapi tak kenal lelah mengantisipasi penyebaran virus Covid 19 diwilayahnya. Melalui kebersamaan warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III letusan Merapi ini secara rutin menyemprot disinfektan di rumah rumah dan sejumlah titik utama.


"Penyemprotan selain disinfektan di rumah warga, juga di jalan jalan," kata perangkat Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung Ahmad Hasan, Jumat (24/7/2020).


Penyemprotan di rumah warga dilakukan setiap akhir pekan, sedangkan pada titik jalan kendaraan dipasang penyemprot otomatis. Pada sejumlah titik jalan, mesin penyemprot disinfektan otomotis itu akan bekerja dengan sendirinya, menyemprot setiap kendaraan yang melintas.


Menurut Hasan upaya tersebut mengingat lokasi Desa Kaliurang berbatasan dengan sejumlah desa di Kecamatan Wonokerto Yogyakarta serta menjadi pintu masuk alternatif transportasi dari wilayah Yogyakarta, Klaten dan Solo.


Pada jalur alternatif itu juga menjadi akses utama warga dan angkutan pasir batu Merapi dari dan ke berbagai daerah. "Penyemprotan ini sebagai antisipasi saja," ungkap Hasan.


Dikatakan Hasan, selain pencegahan Covid 19 terkait peningkatan aktifitas Gunung Merapi pihaknya telah berkoordinasi dengan semua elemen masyarakat mulai dari relawan, Linmas dan pewakilan pemuda.


Selain itu menurut Hasan kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya Merapi sudah tinggi. Masyarakat sadar jika mereka harus hidup berdampingan dengan Merapi. 


Selain menghidupkan jaga malam, masyarakat Kaliurang juga memantau setiap perkembangan aktifitas Merapi dari media sosial maupun frekwensi radio ht.


'Warga mengandalkan naluri kebersamaan. Mereka percaya pasti ada tanda-tanda yang muncul jika akan terjadi sesuatu dari Merapi," terang Hasan.


Selain Desa Kaliurang, wilayah KRB III di Kecamatan Srumbung juga terdapat Desa Kemiren. Masyarakat di kedua desa tersebut secara turun temurun hidup di lereng Gunung Merapi. Selain memiliki kearifan lokal mensikapi bencana, warga juga mendapat berkah kesuburan tanah Merapi yang digunakan untuk pertanian buah salak pondoh dan palawija.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar