Candi dan Balai Konservasi Borobudur Kembangkan Konsep "Storynomic Tourism"

Dilihat 4287 kali
Candi Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Menguatkan konsep "Storynomic Tourism" (Sejarah budaya destinasi) dalam pengembangan destinasi wisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCB) akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB).


"Masalah narasi harus sama-sama kita munculkan, jangan sampai TWC sendiri BKB sendiri, maka kami harus bertemu agar satu persepsi," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sadana di Magelang, Jumat (16/8).


Ia menuturkan, antara BKB - TWCB fungsi dan peran berbeda.


"Selama ini BKB menangani masalah pemeliharaan candi, sedangkan TWC mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya," katanya.


Menurutnya, sesuai disampaikan Direksi, bahwa TWCB memiliki konsep penataan terhadap kawasan Borobudur, yakni mengeluarkan pedagang dari kawasan yang ada sekarang.


"Akan ada klaster-klaster yang akan dibuat di zona 2 dengan harapan pengunjung ke depannya biar tidak langsung ke candi, termasuk perubahan pintu masuk," katanya.


Ia menuturkan, mungkin alurnya mulai dari barat kemudian ke museum, baru ke candi dan keluar makan, melihat atraksi, dan lainnya.


"Narasinya nanti, kadang kami khawatir tidak sesuai dengan BKB yang menangani masalah pelestarian. Konsep kami ke depan masih penataan dulu, karena selama ini pengunjung yang datang langsung naik ke candi," katanya


Untuk melihat atraksi atau objek yang ada di kawasan ini, imbuhnya, tidak bisa dipaksakan, lihat sendiri sekarang tidak ada yang mau ke museum, seharusnya pengunjung itu masuk ada audio visual, ada alurnya jadi bisa dihambat tidak langsung ke candi.


Ia menyampaikan selama ini dalam promosi candi peninggalan Wangsa Syailendra  ini menggunakan bangunan candi, tidak ada cerita atau legenda di balik itu.


"Beberapa waktu lalu pernah memang waktu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan juga legenda apa yang bisa kita angkat dan jangan sampai salah, maka harus ada para pendahulu yang tahu tentang Borobudur dari segi kebudayaannya," pungkasnya.


Tak kalah penting adalah mempertahankan landskap kawasan strategis nasional (KSN) Borobudur dari wilayah Blondo hingga Borobudur.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar