Tradisi Wiwitan Awali Panen Raya Padi Organik Kualitas Ekspor

Dilihat 1302 kali
Tradisi wiwitan panen raya padi organik kualitas ekspor di Tempuran Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Tradisi wiwitan panen digelar Kelompok Tani Sumber Rejeki, Dusun Parekon, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Prosesi budaya Jawa ini untuk mengawali panen raya padi organik, Rabu (17/3/2021).


Arak arakan aneka jajanan pasar,  menjadi simbol harapan agar Dewi Sri memberi kemakmuran kepada generasi petani. Warga petani berbusana Jawa nampak tersenyum, berjalan kaki ke sawah.


Di atas pematang, doa khusyuk dipanjatkan agar panen padi perdana demplot penggunaan pupuk hayati extraGEN ini berjalan lancar.


"Luar biasa, tradisi pertanian di sini diteruskan oleh petani milenial. Harapannya gabah dari kelompok tani ini sesuai HPP, Harga Pembelian Pemerintah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Romza Ernawan di lokasi panen raya padi tersebut.


Menurut Romza, pola lahan pengairan, pemeliharaan, pemupukan semua dilakukan organik. Lahan demplot yang akan dipanen seluas 1 hektare (Ha) dengan varietas padi mikongga.


Romza berharap kegiatan pertanian padi organik ini terus dipertahankan. Karena selain berasnya juga premium, gabahnya juga lebih tinggi nilai jualnya dibanding gabah konvensional tanpa organik.


Ia menjelaskan, potensi beras organik di Kabupaten Magelang tersebar di Kecamatan Tempuran Grabag, dan Sawangan. Kelompok Tani Sumber Rejeki ini bersinergi dengan petani di wilayah Sekarlangit untuk ekspor beras merah organiknya ke Thailand. 


"Berasnya premium. Para petani ini terus bersinergi untuk memenuhi kuota ekspor," ungkap Romza.


Sementara itu Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki, Matsuradin mengatakan panen yang dilakukan mendapat hasil yang maksimal dan lebih banyak gabah karena penggunaan pupuk organik hayati.


Ia menambahkan, hasil ubinan panen kali ini sangat bagus dan terbilang memuaskan dibanding tahun-tahun sebelumnya.


"Alhamdulilah untuk hasilnya itu satu keso mencapai 1,8 atau satu hektarnya mencapai 10,8 ton," tuturnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar