Tradisi Mengawinkan Bunga Salak Petani Merapi

Dilihat 4676 kali
Bunga salak si mungil yang menjadi andalan petani salak nglumut di Kecamatan Sumbung Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Salak Nglumut menjadi potensi andalan warga di wilayah lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang. Untuk mempertahankan produktivitas buah salak dibutuhkan penyerbukan bunga dengan perantara para petaninya.

Selain diperlukan ketelatenan dalam proses mengawinkan, atau budaya setempat menyebut 'ngembangi' ini juga dibutuhkan bunga salak jantan.

Salah satu petani salak nglumut Desa Kamongan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Pratman Candy menceritakan, proses mengawinkan ada pantangan yang harus dipatuhi yakni dilakukan sebelum siang atau sore sebelum senja. Waktu khusus itu agar serbuk sari tidak terbuang percuma. 

"Ngembangi bagus dilakukan pagi karena anginnya belum banyak," kata Candy, Sabtu (10/7/2021).

Bunga salak jantan berwarna merah, panjang bulat sebesar jari telunjuk dengan bulir berisi serbuk sari kuning. Sedangkan bunga betina juga berwarna merah berada di antara dahan duri setiap pohon salak. Bunga betina ini dilindungi kuncup serabut yang harus disibak menggunakan sabit agar maksimal saat dikembangi.

"Bunga yang bisa dikembangi harus 3 A: abang (merah), abuh (mekar) dan alon alon (pelan pelan)," kelakar Candy.

Satu tangkai bunga salak jantan bisa dipakai untuk tiga hingga empat bunga salak betina. Bunga jantan dipijat dan kemudian dipotong 3/4 bagian dan taruh di atas bunga salak betina.

Setelah proses itu bunga salak ditutup untuk melindungi agar tidak larut oleh air hujan maupun kabut. 

Candy mengungkapkan, bunga salak jantan biasanya menjadi tanaman pembatas antar lahan. Namun karena tidak banyak petani yang membudidayakannya, keberadaan bunga salak jantan menjadi barang istimewa yang selalu diburu petani di pasar tradisional setempat.

"Biasanya beli di pasar. Harganya tiga biji Rp5.000 sampai Rp10.000 tergantung besar kecil dan stoknya," ujar Candy.

Dari tradisi ngembangi itu para petani memiliki buah salak berkualitas yang diantaranya sudah diekspor ke luar negeri. Dari buah bernama latin Salacca zalacca itu pula para petani di lereng barat Gunung Merapi hidup mapan berkecukupan hingga menyekolahkan anak mereka ke tingkat perguruan tinggi.

Secara geografis wilayah Kecamatan Srumbung berhawa sejuk dengan tekstur tanah berpasir dan berbatu. Tanaman salak menjadi hamparan hijau di setiap mata memandang.

"Mayoritas lahan di sini ditanam buah salak sejak orang tua kami sampai sekarang," paparnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar