Tradisi 'Bajong Banyu', Perang Air Jelang Ramadhan

Dilihat 2945 kali
Prosesi Bajong Banyu jelang Ramadhan di Dusun Dawung Banjarnegoro Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

BERITAMAGELANG.ID - Menyambut Ramadhan, warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki tradisi unik yang dinamakan Bajong Banyu. Tradisi ini ditujukan untuk mensucikan diri menyambut bulan puasa.

Tradisi setiap tahun itu diawali dengan prosesi pengambilan air di sumber air Sendang Kedawung oleh puluhan warga serta para tokoh dan perangkat desa setempat. Dengan membawa kendi para tokoh masyarakat mengambil air di Sendang Kedawung. Upacara itu dikawal dan dijaga oleh pasukan Bregada berjalan sejauh 100 meter menuju sumber air. Sambil membunyikan bonang dan kenong, ritual mengambil air dimulai. Terlebih dahulu para penari melakukan tarian diikuti pengambilan air dari sendang.

Air yang dianggap suci itu dibawa lagi ke tengah-tengah dusun. Selanjutnya sesepuh desa menuangkan air yang dianggap suci tersebut ke dalam gentong, menyiramkan dan melemparkannya kepada masyarakat. Terjadilah perang air atau Bajong Banyu yang merupakan inti dari tradisi tersebut.

Ketua Karangtaruna Dusun Dawung, Gepeng Nugroho, mengatakan tradisi ini adalah tradisi yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.

"Ini adalah tradisi tahunan menjelang bulan suci ramadhan, tujuannya untuk pensucian diri," kata Gepeng, Minggu (13/05), di sela-sela tradisi Bajong Banyu di Dusun Dawung, Desa Banjarnegara, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Gepeng mengatakan, banyak makna filosofis yang terkandung dalam Tradisi Bajong Banyu tersebut. Pertama adalah arti pentingnya air di Sendang Kedawung yang memberikan penghidupan untuk masyarakat Dawung dan sekitarnya.

Ia mengatakan, sumber air tersebut tidak pernah kering bahkan di saat musim kemarau. Oleh karena itu, mata air tersebut harus terus dijaga untuk keberlangsungan hidup masyarakat desa.

"Sejak dulu sampai sekarang mata air di Sendang Kedawung ini unik karena tak pernah kering, meskipun kemarau. Ritual ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya sumber mata air, yang harus terus dijaga, karena sumber air itu yang memberikan penghidupan untuk masyarakat," kata Gepeng.

Selain itu, diadakannya Bajong Banyu ini adalah untuk kemasan tradisi padusan menjelang bulan Ramadhan agar lebih menarik lagi. Tradisi ini menjadi atraksi seni dan budaya yang juga menarik wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikannya.

"Kemasan padusan yang lebih menarik. Ada seni dan budaya yang ada di sana. Kalau padusan kan sudah biasa, nah bagaimana kita kemas dengan atraksi budaya, sehingga dapat menarik pariwisata juga," ujar Gepeng.

Salah seorang warga Dusun Dawung, Suparno, mengatakan, selain tujuannya untuk Padusan, tujuan dari Bajong Banyu ini juga sejatinya adalah kebersamaan, dimana masyarakat saat Bajong Banyu dapat saling berbaur menjadi satu, membawa semangat kebersamaan melalui perang air tersebut.

"Kita saling bersama-sama, bergembira bersama menyambut bulan suci Ramadhan dengan bersemangat," kata Suparno.

Selain kesenian tradisional, ritual pengambilan air, perang air, juga digelar peragaan busana dengan kostum yang unik hasil kreasi dari masyarakat Dusun Dawung dan sekitarnya. Rangkaian tersebut membuat Tradisi Bajong Banyu semakin menarik  dan terus dilestarikan setiap jelang Ramadhan. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar