BERITAMAGELANG.ID - Menyambut Ramadhan, warga
Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki
tradisi unik yang dinamakan Bajong Banyu. Tradisi ini ditujukan untuk
mensucikan diri menyambut bulan puasa.
Tradisi setiap tahun itu diawali dengan prosesi
pengambilan air di sumber air Sendang Kedawung oleh puluhan warga serta
para tokoh dan perangkat desa setempat. Dengan membawa kendi para tokoh
masyarakat mengambil air di Sendang Kedawung. Upacara itu dikawal dan dijaga
oleh pasukan Bregada berjalan sejauh 100 meter menuju sumber air. Sambil
membunyikan bonang dan kenong, ritual mengambil air dimulai. Terlebih dahulu
para penari melakukan tarian diikuti pengambilan air dari sendang.
Air yang dianggap suci itu dibawa lagi ke
tengah-tengah dusun. Selanjutnya sesepuh desa menuangkan air yang dianggap suci
tersebut ke dalam gentong, menyiramkan dan melemparkannya kepada masyarakat.
Terjadilah perang air atau Bajong Banyu yang merupakan inti dari tradisi
tersebut.
Ketua Karangtaruna Dusun Dawung, Gepeng Nugroho,
mengatakan tradisi ini adalah tradisi yang dilakukan setiap menjelang bulan
Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan diri sebelum memasuki bulan
Ramadhan.
"Ini adalah tradisi tahunan menjelang bulan
suci ramadhan, tujuannya untuk pensucian diri," kata Gepeng, Minggu (13/05),
di sela-sela tradisi Bajong Banyu di Dusun Dawung, Desa Banjarnegara, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Gepeng mengatakan, banyak makna filosofis yang
terkandung dalam Tradisi Bajong Banyu tersebut. Pertama adalah arti pentingnya
air di Sendang Kedawung yang memberikan penghidupan untuk masyarakat Dawung dan
sekitarnya.
Ia mengatakan, sumber air tersebut tidak pernah
kering bahkan di saat musim kemarau. Oleh karena itu, mata air tersebut harus
terus dijaga untuk keberlangsungan hidup masyarakat desa.
"Sejak dulu sampai sekarang mata air di
Sendang Kedawung ini unik karena tak pernah kering, meskipun kemarau. Ritual
ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya sumber mata air, yang harus
terus dijaga, karena sumber air itu yang memberikan penghidupan untuk
masyarakat," kata Gepeng.
Selain itu, diadakannya Bajong Banyu ini adalah
untuk kemasan tradisi padusan menjelang bulan Ramadhan agar lebih menarik lagi.
Tradisi ini menjadi atraksi seni dan budaya yang juga menarik wisatawan untuk
berkunjung dan menyaksikannya.
"Kemasan padusan yang lebih menarik. Ada
seni dan budaya yang ada di sana. Kalau padusan kan sudah biasa, nah bagaimana
kita kemas dengan atraksi budaya, sehingga dapat menarik pariwisata juga,"
ujar Gepeng.
Salah seorang warga Dusun Dawung, Suparno, mengatakan,
selain tujuannya untuk Padusan, tujuan dari Bajong Banyu ini juga sejatinya
adalah kebersamaan, dimana masyarakat saat Bajong Banyu dapat saling berbaur
menjadi satu, membawa semangat kebersamaan melalui perang air tersebut.
"Kita saling bersama-sama, bergembira
bersama menyambut bulan suci Ramadhan dengan bersemangat," kata Suparno.
Selain kesenian tradisional, ritual pengambilan
air, perang air, juga digelar peragaan busana dengan kostum yang unik hasil
kreasi dari masyarakat Dusun Dawung dan sekitarnya. Rangkaian tersebut membuat
Tradisi Bajong Banyu semakin menarik dan terus dilestarikan setiap
jelang Ramadhan.
0 Komentar