Inovasi Sawah Tadah Hujan Jadi Produktif Berkat Wisata Swafoto

Dilihat 3990 kali
Putranto Cahyono pengelola wisata sawah Swafoto Svarga Bumi Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Muda berprestasi, itulah Putranto Cahyono yang sukses mengembangkan wisata Svarga Bumi di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.


Berbekal mimpi, pria 46 tahun ini sukses menawarkan keunikan dan keindahan panorama sawah berlatar belakang Candi Borobudur yang kini lagi ngehits.


Tidak sekedar menawarkan paket wisata, Putranto yang berlatar belakang sebagai arsitek ini juga berhasil memadukan sektor pertanian dan pariwisata bisa berdampingan, saling menghidupi. Para petani tetap bisa menggarap sawahnya di antara pengunjung yang asyik berfoto ria.


Menurutnya, tema Svarga Bumi adalah pelestarian alam dengan nilai tambah sehingga tetap mempertahankan sawah. Wisatawan pun dapat melihat secara langsung aktivitas pertanian warga. Luas lahan yang dimanfaatkan mencapai 3 hektar lebih. Semua kontur sawah dan tanaman masih terjaga tanpa dikurangi.


"Sawah tetap sebagai tempat bercocok tanam, dan memberikan nilai tambah dengan mendatangkan wisatawan," kata pengelola Svarga Bumi Putranto Cahyono ditemui Rabu (2/9/2020).


Berlokasi tak jauh dari Candi Borobudur, berjarak sekitar 300 hingga 400 meter objek wisata tersebut berada di Jalan Borobudur - Ngadiharjo, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur. 


Perjalanan mewujudkan mimpi tidaklah mudah, sejumlah kendala datang silih berganti mewarnai perjalanan Svarga Bumi. Berkat kerja keras dan tekad kuat Putranto atau akrab disapa Pungki berhasil mendapat modal dan kepercayaan dari teman dan petani setempat. Terdapat sekitar 30 pemilik lahan yang kini mendukung wisata unik ini.


Pada 8 Agustus 2020 lalu, Svarga Bumi dibuka menjadi sawah yang ramai dikunjungi wisatawan dan viral di media sosial. Area persawahan itu menampilkan banyak spot foto yang instagramable.


Setelah proses panjang itu, kini tantangan lain datang yakni serangan hama dan pasokan air yang minim. "Tantangannya ya mempertahankan ekosistim. Seperti Kemarin sempat terkena wereng hama keong dan walang sangit," ungkap Pungki.


Sementara itu, salah satu petani yang ditemui di sawah Svarga Bumi Haryanto menambahkan berkat pendampingan dari dinas terkait serangan hama dapat teratasi. Bahkan saat ini hamparan sawah yang semula tadah hujan berubah menjadi sawah produktif yang dapat panen setiap musim.


Ketersedian air itu berasal dari irigasi portabel yang didanai pihak pengelola. Positifnya petani dapat panen berkesinambungan dalam setiap bulannya. Tentunya upaya itu juga demi mempertahankan objek wisata swafoto Svarga Bumi agar tetap hijau menawan.


Meski awalnya setengah hati mengijinkan sawahnya untuk wisata namun kini rejeki datang melimpah. Bahkan, karena debit air terjamin maka para petani dapat mengatur pola tanam.


Petani kini menerapkan pola tanam jajar legowo, yakni tiga shap/larik dan ada jeda tanaman yang bermanfaar untuk jalur pemupukan dan pengairan serta memudahkan panen.


"Pertama sih kita bingung sawah untuk wisata tapi sekarang bisa panen rutin," ujar  salah satu petani Haryanto.


Haryanto menceritakan selain sawah dirinya juga memiliki tanaman sengon. Lahan itu juga menjadi lokasi yang dimanfaatkan sebagai area parkir,  kios UMKM serta loket.


Perlu di ingat, selama berwisata di Svarga Bumi pengunjung tetap diwajibkan mengikuti aturan yakni menjalankan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar