Tebing Longsor, Jalur Utama Magelang - Boyolali Terputus

Dilihat 1382 kali
Jalur utama Magelang - Boyolali masih terputus hingga Rabu (13/1/2021) sore, akibat tebing setingi 20 meter longsor
BERITAMAGELANG.ID - Akibat tebing longsor, jalur utama Magelang - Boyolali, tepatnya di Dusun Wonolelo, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang sampai sore ini masih terputus. Kendaraan baik besar ataupun kecil belum bisa melalui. Petugas gabungan masih terus membersihkan material longsor.

"Masih belum bisa dilalui sampai sore ini, petugas gabungan terus melakukan pembersihan," kata Kapolsek Sawangan, AKP Tugimin yang dihubungi Rabu (13/1/2021) sore.

Menurut Tugimin, petugas gabungan terdiri dari BPBD, relawan, TNI-Polri dan warga setempat. 

"Sudah sejak tadi pagi membersihkan longsoran. Mudah-mudahan hari ini bisa segera dilalui lagi," katanya.

Menurut Tugimin, untuk sementara, warga yang hendak lewat harus memutar arah melalui jalur Sengi - Tlatar - Kali Apu menuju Boyolali. Demikian juga sebaliknya yang dari Boyolali melalui jalur alternatif ini. Jalan tersebut hanya bisa dilalui kendaraan kecil.

Sebelumnya, tebing setinggi sekitar 20 meter longsor, Selasa (13/1/2021) malam. 

Longsoran diduga dipicu hujan dengan intensitas sedang, sejak Selasa siang hingga malam  hari.

Salah satu warga Dusun Wonolelo, Umar (39) mengatakan, hujan yang terus menerus mengguyur kawasan lereng Merbabu dan Merapi. Sekitar pukul 21.00 WIB, terjadi tanah longsor.

Rabu pagi (13/1/2021) warga Dusun Wonolelo berupaya membersihkan longsoran. Namun, tanpa diduga terjadi longsor susulan sekitar pukul  08.30 WIB hingga menutup jalan raya Boyolali-Magelang.

Akibat longsoran tersebut, sejumlah relawan dan anggota dari Polres Magelang yang hendak menuju Dusun Windusajan, yang juga terjadi tanah longsor tertahan di Desa Wonolelo.

Tidak hanya itu, sejumlah kendaraan roda empat yang hendak menuju  Boyolali ke Magelang juga tertahan, lantaran tidak ada jalan alternatif lain. 

Bahkan ada  satu unit mobil bak terbuka yang membawa barang belanjaan untuk keperluan orang yang meninggal di Dusun Batur, ikut tertahan di jalan. 

Akhirnya, barang-barang tersebut diangkut secara estafet oleh sejumlah relawan dan menggunakan mobil lain untuk membawa ke Dusun Batur.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar