Tanah Bergerak, Sejumlah Rumah Warga Retak Terancam Longsor

Dilihat 2053 kali
Sejumlah rumah di Dusun Sabrang Bompon Desa Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang retak akibat tanah bergerak, Rabu (19/2/2020).

BERITAMAGELANG.ID - Bencana tanah bergerak mengancam delapan rumah warga Dusun Sabrang Bompon Desa Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.


Satu rumah rusak sedang setelah bagian dinding dan lantai retak terbelah. Sementara enam rumah sisanya terancam longsor.


Salah satu warga, Supriyadi mengungkapkan, retakan terjadi jam 19.00 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (18/2/2020) siang. 


"Tahun lalu ada tiga titik retakan. Tahun ini tambah lebar retakannya," ungkap Supriyadi.


Rumah Supriyadi berdekatan dengan rumah retak lainnya. Lebar retakan dinding rumah warga yang berada di perbukitan Menoreh ini mencapai 16 - 39 cm.


Warga pun khawatir jika hujan deras kembali turun retakan akan bertambah lebar dan memicu terjadinya longsor.

  

"Antisipasi jika hujan saya bersama keluarga menempati ruangan lain," ujar Supriyadi.


Tim BPBD Kabupaten Magelang dan personil dari TNI Polri, pagi ini berada di lokasi tanah retak untuk melakukan pengecekan. 


Sesuai pendataan, panjang retakan mencapai 105 meter lebih. Retakan menurun membentuk ke bawah diperkirakan mencapi panjang 45 meter. 


Sebanyak delapan rumah warga terdampak bencana tanah bergerak itu. Enam rumah retak di bagian dinding dan lantai. Satu rumah diantaranya retak terbelah.


Dusun Sabrang Bompon Desa Wonogiri ini dihuni sekitar 170 Kepala Keluarga (KK). 


"Ini kejadian kedua, lebih parah dari tahun lalu," kata Kadus Sabrang Bompon, Hanif Maskur di lokasi, Rabu (19/2/2020).


Menurut Hanif, saat musim kemarau tekstur tanah lempung di dusunnya menjadi retak menganga. Sedangkan di musim hujan retakan akan terisi air yang kemudian membuat lapisan tanah labil.


Sekitar lokasi tanah bergerak ini juga tidak ada drainase permanen yang bermanfaat menampung dan mengalirkan air hujan.


"Upaya antisipasi longsor warga bergotong royong membuat saluran air di sekitar pemukiman mereka," terang Hanif.


Hanif mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan saat hujan deras terjadi. Selain meningkatkan ronda malam, secara mandiri warga juga mengamati bagian rumah yang mengalami keretakan.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar