Tanah Bergerak Mengancam Pemukiman Warga Menoreh

Dilihat 1821 kali
Tanah di Dusun Kedok Desa Ngadiharjo Kec Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah mengalami pergeseran.

BERITAMAGELANG.ID - Tanah bergerak terjadi di pemukiman warga perbukitan Menoreh, tepatnya di Dusun Kedok Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kondisi itu memaksa sejumlah warga mengungsi ke tempat aman.

Kepada BeritaMagelang.id salah satu warga di lokasi, Basuki mengatakan fenomena itu mulai terjadi tahun kemarin dan terus bertambah hingga kini.

"Bagian bawah tebing mulai bergerak sejak tahun 2018. Saat itu, bagian atas sudah ambles sekitar 70 cm," kata Basuki, Kamis (27/3).

Pada musim hujan kali ini retakan terus bertambah lebar 3-5 cm setiap harinya.

"Tahun 2019 ini penanganan hanya di dasar tebing, dilakukan secara manual. Saat ini tanah semakin ambles turun hingga 1,5 meter," lanjutnya.

Saat ini, sekitar 120 kepala keluarga dari 3 RT mulai khawatir akan terjadi longsor besar menyeret bangunan rumah maupun akses jalan. Pasalnya tanah terus bergerak akibat masih tingginya intensitas hujan di wilayah perbukitan Menoreh.

Demi keamanan, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga yang dianggap aman.

"Warga khawatir terjadi longsor. Saat turun hujan 10 keluarga itu merasakan getaran saat tanah bergerak turun," ujarnya.

Reaksi cepat dilakukan oleh jajaran Kodim 0705/Magelang dengan BPBD Kabupaten Magelang.

Rencana fokus penanganan yakni dengan pemasangan alat peringatan dini di titik retakan.

"Penanganan, saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BPBD Kabupaten Magelang untuk secepatnya memasang alat Early Warning System (EWS) di lokasi, sebagai peringatan apabila nanti longsor," jelas Dandim 0705/Magelang Letkol Kukuh Dwi Antono di sela pengecekan lokasi tanah bergerak itu.

Lebih lanjut ia menambahkan, di samping memperingatkan potensi dan ancaman akibat cuaca, upaya antisipasi juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak desa setempat.

"Cuaca masih cukup ekstrim untuk curah hujan. Kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak desa yang akan menyiapkan dana pemasangan talud dan bronjong, untuk menahan longsor di bagian bawah," pungkasnya.

Rencana upaya antisipasi retakan akan mulai dilakukan Jumat besok (28/3) oleh masyarakat bersama personil TNI Polri, BPBD, dan relawan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar