Tabebuya Mirip Bunga Sakura Jepang Kembali Bermekaran

Dilihat 2437 kali
Pohon Tabepuya yang mirip sakura Jepang di jalur jalan raya Magelang- Yogya tepatnya depan Artos sampai Keprekan, kembali bermekaran seiring datangnya musim kemarau

BERITAMAGELANG.ID - Pemandangan indah tersaji di sepanjang jalan Magelang-Yogjakarta dari Mertoyudan depan Armada hingga Keprekan, sejauh 10 km. Tabebuya yang mirip bunga Sakura di Jepang kembali bermekaran. Para pengguna jalan disuguhi dengan bunga-bunga mekar berwarna putih dan merah muda atau pink.


"Saya sudah menantikan saat-saat seperti ini, bunga Tabebuya yang mirip Sakura Jepang bermekaran lagi," kata Nana (40) warga Kaliurang Yogyakarta saat melintas di Magelang, Minggu, (2/8/2020).

Ia mengaku tidak bosan memandang bunga-bunga yang tumbuh mirip bunga plastik ini. Ia juga selalu takjub dengan setiap pohon yang dipenuhi dengan bunga. Apalagi bunga ini bermekaran saat langit nampak cerah.


Menurut Kasi Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Joni Budi Hermanto yang dihubungi di kantornya mengatakan, bunga Tabebuya hanya mekar sekali dalam setahun bulan Juli sampai Agustus. "Bunga tabepuya mekar hanya sekali setahun setiap bulan Juli atau Agustus saja," kata Joni.


Ia juga mengatakan, bunga ini mekar setiap musim kemarau. Bunga yang ditanam di sepanjang jalur ini hanya bertahan antara 1 sampai 2 minggu saja. "Tidak tahan lama karena sering mendapat terpaan angin kencang dari kendaraan yang melintas. Sebenarnya bisa tahan sampai 3 minggu kalau tidak dipinggir jalan yang anginnya kencang," ujar Joni.


Ia juga menjelaskan, ada sebanyak 444 pohon Tabebuya yang ditanam di sepanjang jalan dari depan Artos hingga Keprekan Palbapang. Bunga ini ditanam sejak 6 tahun lalu. "Tapi saat ini banyak yang baru tumbuh dan masih kecil karena sering roboh akibat tertabrak mobil atau motor yang mengalami kecelakaan di wilayah ini," katanya.


Menurut Joni, tidak sulit merawat pohon Tabebuya. Karena hanya harus rajin menyiram saja dan diawal musim kemarau di kocor menggunakan pupuk NPK agak banyak. Kemudian didiamkan sampai seminggu lamanya dan nantinya akan  berbunga. Karena keindahan pohon berbunga ini, pemerintah Kabupaten Magelang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), selalu menganggarkan untuk menambah pohon. Lokasi penanaman juga diperluas di beberapa kecamatan.


Untuk saat ini, pohon Tabebuya sudah ditanam di Kecamatan Tegalrejo sebanyak 150 pohon, mulai dari STTP sampai Koramil. Kemudian di Pakis mulai dari Koramil sampai dekat rumah Bupati Magelang Zainal Arifin dan di depan kantor kecamatan ke utara. "Di Pakis kita juga menanam sebanyak 150 pohon," imbuh Joni.


Wilayah lain yang juga ditanami ada di Kecamatan Grabag mulai dari MTs sampai pasar kemudian belok kiri sampai jembatan. Di Grabag ditanam sebanyak 200 pohon. "Di seluruh wilayah Kabupaten Magelang, kita sudah memiliki hampir 2 ribu pohon,"paparnya.


Hanya sayangnya, belum semua wilayah di Kabupaten Magelang bisa ditanam pohon mirip Sakura dari Negeri Samurai itu. Untuk wilayah Kota Mungkid sudah banyak ditanam, sedangkan di wilayah Borobudur belum bisa karena keterbatasan lahan. Disisi lain, belum bisa menambah pembelian lagi karena keterbatasan anggaran.


Pohon Tabebuya ini, kata Joni, selain untuk ayoman atau keteduhan, juga untuk estetika keindahan. Tabebuya yang merupakan tanaman asal Brazil ini ditanam sejak 2015 dan sudah beberapa kali mekar. Awalnya dulu membeli dari daerah Kediri dan Malang Jatim.


Saat pertama membeli, harganya masih mahal sekitar Rp. 300 ribu dengan tinggi pohon 3 meter karena masih langka. Sedang saat ini sudah turun harga sekitar Rp.150 ribu - Rp. 200 ribu sudah termasuk ongkos tanam. "Dulu saat awal menanam di jalur Artos-Keprekan, tanahnya sangat luar biasa karena harus tembus aspal. Satu lubang bisa sampai Rp.100 ribu dan satu hari hanya bisa tiga lubang saja saat itu. Itu  luar biasa ekstra," ungkap Joni.


Menurut dia, tipikal pohon tabebuya butuh tanah gersang, bukan tanah subur. Karena kalau di tanam di tanah gembur, maka luar biasa subur namun bunganya miskin, bahkan bisa tidak berbunga. "Tapi kalau ditanam di tanah kering, kita treatment kita kocor dengan nutrisi kemudian dihentikan, kaka bisa tumbuh lagi bunganya. Tapi ya itu hanya sekali setahun," kata Joni.


Ia juga menyampaikan, pohon Tabebuya yang ditanam di jalan Soekarno-Hatta Kota Mungkid dan Muntilan, saat ini belum berbunga. Karena pohon ini butuh pohon Bougenvil, atau butuh disakiti atau stresing. Bila pohon Tabebuya di jalur Keprekan sudah tidak berbunga lagi, maka pohon yang di Kota Mungkid dan Muntilan akan berbunga," terangnya.


Joni juga menambahkan, pihaknya berusaha setiap tahun menambah pohon Tabebuya namun dengan tidak mengganti pohon yang sudah ada. Pohon ini akan ditanam di sela-sela pohon yang sudah ditanam.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar