Sumur Wali, Destinasi Wisata Baru di Mertoyudan

Dilihat 4383 kali
Desa Wisata Sumur Wali di Dusun Saratan 1 dan 2, Desa Sumberrejo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Upacara Tradisi Desa Wisata Sumur Wali, digelar di Dusun Saratan Desa Sumberrejo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, Minggu (25/10/2020). 


Kepala Bidang Kelembagaan dan Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, Gunawan Andi Prihananta saat membacakan sambutan Bupati Magelang, menyampaikan, pariwisata merupakan sektor yang paling terpuruk saat Pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut membuat pemerintah membangkitkan sektor pariwisata dari kelesuan dan keterpurukan. 


“Pariwisata merupakan sektor unggulan yang memberikan dampak positif dan signifikan dalam upaya menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya Obyek Wisata Sumur Wali ini, upacara tradisi Sumur Wali, agar terus dilestarikan agar dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Magelang," ujar Andi. 


Dalam kesempatan tersebut, Camat Mertoyudan, Bambang Hermanto, menuturkan, objek wisata Sumur Wali ini menambah destinasi khususnya di Kecamatan Mertoyudan. 


“Kecamatan Mertoyudan sebenarnya banyak potensi, tetapi posisi Kecamatan Mertoyudan berada di perkotaan hal itu membuat belum digarap secara maksimal. 


Khususnya untuk objek wisata alam, seperti Sumur Wali ini, diharapkan akan lebih bertahan lama, karena wisata alam cenderung lebih digemari masyarakat," ungkap Bambang. 


Sesepuh Dusun setempat, Dawam, menuturkan, sumur tersebut sudah ada saat zaman penjajahan Jepang sekitar tahun 1942-1945. Dimana sumur tersebut mengeluarkan air sendiri tanpa digali. 


“Karena mengeluarkan air dengan sendirinya, maka warga sini orang-orang terdahulu menyebutnya dengan nama Sumur Wali," papar Dawam, mantan kepala dusun tersebut. 


Dawam menceritakan, pada 1950, dinding sumur pernah dibongkar, dengan tujuan agar warga lebih mudah mengambil air dengan gayung. Karena sumur tersebut menjadi sumber mata air bagi warga desa dan sekitarnya. 


Kemudian tradisi upacara Sumur Wali sempat terhenti lama, dan baru dilaksanakan kembali saat pembukaan sumur tersebut sebagai objek wisata. 


“Terakhir, upacara tradisi di Sumur Wali dilaksanakan pada awal tahun 2000an, setelah itu terhenti. Biasanya upacara tradisi dilakukan pada Bulan Sapar Jumat Wage, diadakan doa bersama satu kelurahan. 


Sumur juga sempat tidak mengeluarkan air. Namun saat direhab dengan niatan untuk tempat pariwisata, air sumur kembali mengalir," terang Dawam. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar