Sukses Budi Daya Anggrek, Pemuda Ngluwar Raih Omzet Jutaan Rupiah

Dilihat 2919 kali
Ragam anggrek hasil budi daya pemuda Jamuskauman Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang yang laris di pasaran

BERITAMAGELANG.ID - Berawal dari jeratan hutang, seorang pemuda di Kabupaten Magelang Jawa Tengah sukses membudidayakan beragam jenis bunga anggrek. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah, bersama warga sekitar ia kini memiliki omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.


Aktivitas rutin Boby Purnomo, warga Dusun Godegan Desa Jamuskauman Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang adalah merawat aneka jenis tanaman anggrek. Bersama seorang sahabat, Haryoto, pemuda kelahiran 1986 ini sejak pagi sudah sibuk merawat ribuan bunga anggrek beragam jenis di sekitar pekarangan rumahnya.


Diceritakan Boby, dirinya menekuni budi daya tanaman anggrek bermula dari jerat hutang yang mencapai Rp30 juta rupiah saat itu. Setelah kerja keras, akhirnya hutang itu dapat selesai meski total akhirnya mencapai Rp100 juta.


"Iya bayar hutang benar-benar dari anggrek," kenang Boby.


Boby mengaku, masa pahit itu Ia jalani dengan sekuat tenaga, salah satunya dengan budi daya tanaman hias. Meski dari tanaman hias tidak berbuah manis, namun dari usaha itu ia menemukan jalan mengenal tanaman anggrek. Dari sebuah acara pertemuan sesama pembudi daya tanaman hias Boby mulai mengenal lika liku usaha budi daya tanaman anggrek. Dalam budidaya tanaman anggrek ini, Boby mengaku "tersesat di jalan yang benar" karena disiplin ilmunya adalah Sarjana Komputer.


"Sekitar tahun 2012 mulai 'nakal' di anggrek. Tahun 2013 mulai jualan," kelakar Boby mengawali cerita.


Boby mengenang saat awal usaha anggrek dirinya tidak banyak modal, sehingga harus berburu tanaman ke hutan-hutan di sejumlah daerah seperti Purworejo, Wonosari, Gunung Kidul dan sebagainya. Kegiatan itu dilakukan bersama sahabatnya, Haryoto. 


Seiring berjalannya waktu, kedua sahabat ini mulai memahami lika liku usaha budi daya anggrek. Namun, di tengah jalan Haryoto memilih usaha lain dan hanya Boby yang terus berusaha di budi daya anggrek ini.


"Itu proses belajar dan proses jual beli setelah bertemu teman dan diarahkan. Dulu modalnya Rp100 ribu untuk beli 3 pot anggrek, 2 saya jual dan hasil jualan untuk beli lagi dapat tiga pot dan seterusnya. Beberapa diperbanyak," jelas Boby.


Kini usaha budi daya anggrek ini, telah menjadi ladang bisnisnya. Karena prospek yang menggiurkan, lantas ia membudidayakan sendiri dan menularkan ilmunya ke pemuda di desanya. Ratusan jenis tanaman anggrek yang dibudidayakan Boby diantaranya adalah sripatum splash, mangosteen, Indonesia Raya, inobi splash, king dragon, dan masih banyak lainnya.


Dijelaskan Boby pola penjualan melalui media sosial dengan peminat banyak dari berbagai daerah di Jawa hingga Sumatera. Harganya bervariasi mulai Rp 5-10 juta tergantung kesulitan budi daya dan langka jenis di pasaran.


Untuk icon tanaman anggrek Boby memilih bunga spesies anggrek alam langka yang disebut anggrek besi asal Papua. Anggrek besi atau dendrobium filopupaphen ini  kemudian dipilih jadi logo kebunnya. Sesuai namanya bunga dan warna anggrek besi terlihat sederhana tapi memiliki karakter kuat, dimana indukannya untuk persilangan turunannya masih sangat kuat dengan bunga awet hingga 4 bulan dan wangi dengan batang tanamnnya juga kuat.


"Harga jualnya juga stabil di atas antara Rp100 ribu bibit dan Rp2,5 juta yang berbunga, remaja bisa Rp500 ribu," ucapnya.


Dengan usaha budi daya yang dilakukan di pekarangan rumah ini, Boby dapat meraup omzet sekitar Rp30 juta rupiah per bulannya. Tidak hanya sendiri ia juga menularkan ilmunya ke pemuda lain di desanya. Kini tak kurang 5 green house dengan 21 orang pemuda bergabung dalam kelompok tani anggrek bernama 'Mekruk' yang artinya mekar kemruyuk (mekar banyak dan ramai).


Sejumlah penghargaan juga diraih kelompok petani milenial ini, salah satunya ajang pameran dan lomba di Papua dan wilayah lainnya.


"Motivasinya, di anggrek ini tidak bisa instans ditanam hari ini langsung panen. Tapi di anggrek bisa sekitar 4 bulan baru panen. Jadi besabarlah dan tetap dengan tekad kuat," pesannya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar