Srintil Etawa Idola Petani, Tingkatkan Ekonomi Peternak Menoreh

Dilihat 1977 kali
Produksi pupuk srintil Etawa Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Peternakan kambing Etawa menjadi salah satu usaha warga perbukitan Menoreh Kabupaten Magelang. Bahkan di masa Pandemi Covid-19 budidaya Etawa menjadi peluang ekonomi dengan memanfaatkan kotorannya sebagai bahan membuat Pupuk Srintil yang bernilai ekonomi tinggi.

Dalam pembuatannya, peternak kambing Etawa dalam wadah Ingontani Etawa Farm akan mengumpulkan srintil (kotoran) kambing untuk diolah kembali dengan cara difermentasikan. Sehingga ketika diberikan kepada konsumen maupun dipakai sendiri, srintil tersebut sudah tidak berbau dan berwarna kondisinya juga kering.

Shoim, salah satu peternak kambing Etawa di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman mengatakan jika dirinya sudah memanfaatkan Pupuk Srintil Etawa tersebut jauh sebelum dirinya mengenal dunia pariwisata.

Ia menceritakan, dahulu diawali dengan ternak kelinci, kemudian ternak kambing etawa. Karena menurutnya kedua hewan ini nyaris semuanya dapat dimanfaatkan.

"Dari mulai kulit, daging, susu dan kotorannya pun dapat kita manfaatkan semua," kata Shoim ditengah-tengah kegiatan mengemas Pupuk Srintil Etawa, Minggu (230/8/2020).

Soim mengungkapkan jika saat ini bersama warga lain sudah membuat semacam mikroorganisme lokal untuk bahan pengurai dalam proses fermentasi srintil tersebut. Menurut hitung-hitungannya dalam jumlah 20 ekor kambing etawa akan menghasilkan srintil sebanyak 2-3 ton dalam waktu setengah tahun.

Selama ini pupuk srintil etawa ini hasilnya cukup bagus untuk digunakan bagi pertanian. Dalam prosesnya juga lebih mudah, karena sudah padat. "Bahkan untuk tanaman, pupuk ini nutrisinya sangat tinggi sekali," lanjutnya.

Shoim menceritakan selama ini pupuk srintil etawa tersebut sebagian besar digunakan untuk kebutuhan sendiri untuk menyuburkan lahan konservasi. Sisanya kemudian dipasarkan ke tempat lain. Karena konsep awalnya adalah bagaimana membuat petani di wilayah Ngargoretno dapat merdeka menggunakan pupuk mandiri maka pasokan lokal diperkuat. Artinya tersedia cukup pupuk, tidak menggantungkan dengan pihak lain secara maksimalkan untuk dipakai sendiri teruta di lahan-lahan konservasi.

Untuk harga Pupuk Srintil Etawa, Shoim menjelaskan jika selama ini dirinya mematok sebesar Rp 10 000 persak. Dan kendala utama dalam pengadaan pupuk tersebut adalah tingginya permintaan pasar sementara produksi srintil di tempatnya masih terbatas.
Karena kualitas nyata, permintaan dari petani pun kian melonjak. Bahkan petaani harus antri untuk mendapatkan pupuk srintil tersebut. 

"Petani kebanyakan menggunakan ilmu titen, jadi ketika mereka tahu jika pupuk ini bagus, mereka rela mengantri untuk mendapatkannya," papar Shoim.

Produktifitas peternak Menoreh ini tidak saja pada sektor pupuk organik saja, sejumlah prestasi juara lomba lokal hingga tingkat nasional juga pernah diraih paguyuban peternak ini. Kualitas kambing yang dikelola maksimal itu menjadi tabungan ekonomi dan kebanggaan bagi para peternaknya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar