Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Perjuangkan Aspirasi Warga Magelang

Dilihat 906 kali
Selaku Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil 6 Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Temanggung dan Purworejo), anggota DPR RI Ir Sudjadi menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika), di Grand Artos Hotel Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Melalui forum Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota DPR RI Ir. Sudjadi dari PDI Perjuangan, menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika). Sosialisasi diikuti Kepala desa (Kades), perangkat desa dan anggota BPD serta tokoh masyarakat dengan mengusung tema silaturahmi dan komunikasi untuk membangun desa yang berkeadilan.

"Empat pilar kebangsaan ini harus dimaknai sebagai alat untuk membangun bangsa, dengan cara menyerap aspirasi warga guna disampaikan kepada pemerintah melalui perwakilan di DPR," kata Ir Sudjadi selaku Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil 6 Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Temanggung dan Purworejo), di Grand Artos Hotel Magelang, Senin (19/09/2022).

Pada sosialisasi tersebut, beberapa  Kades mengajukan program pembangunan desa, seperti Sulastri SE Kades Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Ia mengajukan pembangunan pasar ikan di desanya, karena saat ini sudah ada kelompok perikanan Jati Makmur yang beranggotakan 50 orang. Dengan pasar ikan tingkat desa ini, nantinya diharapkan dapat menjadi aktivitas warga dalam memasarkan hasil perikanan ikan air tawar.

"Selama ini, aktivitas warga terutama anggota kelompok perikanan ikan air tawar sudah berlangung, baik budidaya ikan konsumsi maupun pembibitan ikan, dan selama ini anggota kelompok memasarkan ikannya ke luar daerah, sehingga kurang efektif. Alangkah baiknya jika Desa Sirahan mempunyai pasar ikan sendiri, sehingga dapat meningkatkan ekonomi warga," ujar Sulastri.

Aspirasi juga disampaikan Muzaeni Kades Karangtalun, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, pembangunan dan penataan kawasan DAM Ancol yang merupakan objek wisata berupa bangunan DAM di perbatasan Kalibawang, Kulon Prpgo DI Yogyakarta dengan Kecamatan Ngluwar, Kabupaten  Magelang, Jateng. Diharapkan nantinya bisa di kelola Pemerintah Desa (Pemdes) dan dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.

Keberadaan DAM Ancol nantinya bisa menjadi kawasan obyek wisata, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi warga Karangtalun, Ngluwar,  Kabupaten Magelang. Misalnya, ada bangunan kios yang bisa untuk jualan warga, dan warga diberi tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Di kawasan DAM Ancol bisa dibangun semacam kios untuk jualan UMKM, ini bisa lebih bermanfaat," kata Sudjadi.

Diketahui, keberadaan DAM Ancol yang lokasi sebelah baratnya masuk wilayah Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Pembangunan DAM ini konon pada tahun 1914, di zaman penjajahan Belanda yang waktu itu Gubernur Jenderal nya bernama Van Der Wijk.

Saluran air berupa irigasi untuk mengairi persawahan dan perkebunan teh di Moyudan, Bantul bernama saluran Van Der Wijk. Selanjutnya pada era penjajahan Jepang, tepatnya pada tahun 1942 dibangunlah SM yang hulunya dari DAM yang dirancang mengambil air dari Sungai Progo dan diarahkan ke Sungai Opak sepanjang 31,2 km untuk irigasi daerah Yogyakarta bagian utara.

Menanggapi usulan Kades Karangtalun, Ir. Sudjadi menyatakan, DAM Ancol tersebut, tidak hanya bermanfaat bagi warga di DI Yogyakarta, tetapi juga warga yang berada di kawasan  DAM Ancol, terutama warga Desa Karangtalun ikut menikmati keberadaan DAM Ancol tersebut, untuk bisa beraktivitas di kawasan yang nantinya dijadikan objek wisata alam tersebut.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar