Ratusan Pelajar dan Warga Ikuti Simulasi Bencana Erupsi Merapi

Dilihat 2180 kali
Ratusan pelajar di Desa Ngablak Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah ikuti simulasi bencana erupsi Gunung Merapi Kamis (15/03)

BERITAMAGELANG.ID - Mengantisipasi dini bahaya erupsi Gunung Merapi, ratusan warga Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah ikuti simulasi bencana berbasis inklusi yang digelar pemerintah dan BPBD setempat, Kamis (15/03) siang.


Salah satu fasilitator Penanggulangan Bencana (PB) Inklusif Kabupaten Magelang, Kasihan mengungkapkan, kegiatan simulasi merupakan kolaborasi antara Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Ngablak dan Tim Penanggulangan Bencana (PB) Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang berbasis inklusi disabilitas.
 
"Simulasi ini merupakan bagian dari program Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) berbasis Inklusi Disabiltas, mengingat pentingnya menumbuhkan kesadaran sejak dini terhadap anak-anak mengenai ancaman dan resiko bencana Gunung Merapi," jelas Kasihan. 


Dalam pelaksanaannya, lanjut Kasihan, kegiatan simulasi ini lebih menekankan kepada pengenalan resiko dan antisipasi menyelamatkan diri kepada siswa tingkat SD dan MI di wilayah Desa Ngablak saat aktivitas Gunung Merapi meningkat. 


Selain melatih sistem manajemen evakuasi di masyarakat, pada simulasi tersebut juga menekankan pada penanganan 'trauma healing' paska bencana untuk siswa siswi sekolah yang merupakan salah satu metode penanganan pengungsi pada program SMAB Inklusi. 


"Sekitar 200 siswa dari dua Madrasah Ibtidaiyah (MI),  dan SD Negeri Ngablak terlibat dalam simulasi ini. Mereka mendapat pengenalan lapangan (mitigasi), cara mengevakuasi diri hingga trauma healing," lanjut Kasihan.


Selain itu, ada 450 warga dari 2 dusun yaitu Srikaton dan Ngablak terlibat bersama lembaga-lembaga desa OPRB, LINMAS, PKK juga perwakilan dari Polsek, Koramil dan Kecamatan Srumbung.


Sementara perwakilan Lembaga Arbiter Samariter Bund (ASB) Jerman untuk wilayah Indonesia dan Filipina, Dwi Rani mengungkapkan kegiatan simulasi bencana sudah dilakukan pihaknya di sejumlah wilayah lereng Gunung Merapi Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.


"Untuk di wilayah lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, ada 80 sekolah yang terdiri dari SD, Madrasah & SLB kerjasama antara lembaga ASB, dengan Dinas Pendidikan dan BPBD Kabupaten Magelang," jelas Rani.


Menurut Rani, Gunung Merapi memiliki siklus erupsi yang sudah terdeteksi melalui teknologi, sehingga yang dibutuhkan adalah kerjasama kesiapan masyarakat dan pemerintah, termasuk penanganan terhadap anak-anak dan warga berkebutuhan khusus, terutama fasilitasnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar