BERITAMAGELANG.ID - Perjuangan emansipasi, pada mulanya adalah tuntutan atas hak perempuan mendapatkan pendidikan dan akses terhadap dunia di luar diri dan keluarganya, karena pendidikan sebagai cikal bakal memanusiakan perempuan, agar sejajar dengan lelaki sebagai mitra membangun peradaban bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin, dalam Rakor Bakohumas di Pendopo drh. Soepardi Komplek Setda Magelang, Kamis (2/5/2019).
Menurut Tanti, Kartini milenial memiliki tantangan yang lebih kompleks sesuai dengan dinamika perubahan dan kemajuan zaman. Selain menjalani kodratnya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya, Kartini milenial memiliki peran ganda, yaitu menjalani perannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, seperti mengikuti kegiatan organisasi, komunitas, ataupun terjun ke dunia politik.
"Ketika memperingati Hari Kartini tidak sekedar berdandan ala Kartini, menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini, ataupun mengikuti upacara peringatan ataupun perlombaan saja, namun lebih dari itu, Kartini milenial dituntut untuk terus maju dan berjuang tanpa merisaukan persoalan gender," lanjutnya.
Kartini milenial dituntut mampu membimbing anak-anaknya menjadi generasi unggul di masa depan.
"Tentunya harus berkarakter, tangguh, cerdas, dan berakhlakul karimah, dimana lingkungan tempat kita membesarkan anak-anak berkembang pesat bahkan nyaris tanpa kendali terkait dengan kemajuan teknologi dan kebebasan penyebaran informasi yang tiada batas," pesannya.
Rakor Bakohumas kali ini mengambil tema 'Menjadi Kartini Milenial' yang dibuka Pj Sekda Adi Waryanto. Selain Cristanti Zaenal Arifin SE Hj Owner SAS Center Sasmiati Satya Widyastuti juga hadir sebagai narasumber.
Turut hadir dalam acara tersebut, Istri Wakil Bupati Magelang, Aslimah Edi Cahyana, anggota Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan GOW Kabupaten Magelang.
0 Komentar