Simulasi Bencana Tanah Longsor Berlangsung Dramatis

Dilihat 3848 kali
Simulsi evakusi tanah longsor Desa Temanggung, Kaliangkrik Kabupaten Magelang Jawa Tengah (31/03)

BERITAMAGELANG.ID - Suasana dramatis mewarnai simulasi evakuasi bencana tanah longsor warga Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Sabtu (31/03).


Dalam simulasi tersebut, bencana tanah longsor menyapu pemukiman warga. Sejumlah warga menjadi korban, sementara gelombang pengungsi memaksa tim penyelamat dari Linmas, Ansor, relawan Garda Atas Awan (GAA), kader Posyandu, dan PKK bergerak cepat mengevakuasi lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil dan orang sakit ke lokasi yang lebih aman.


Di saat yang sama, puluhan siswa SD Negeri Butuh & MI Al-Islamiah Maron panik berlarian keluar kelas. Mereka kemudian dievakuasi menggunakan kendaraan menuju titik aman. 


Sementara 360 warga dari Dusun Butuh dan Maron secara bergelombang melakukan evakuasi mandiri ke Kantor Balai Desa. Sedangkan sebagian tim relawan berupaya mencari warga yang masih terjebak atau terluka. Agar penanganan maksimal, para pengungsi kemudian dibagi dalam beberapa ruang.
 
Fasilitator Penanggulangan Bencana Inklusi Kabupaten Magelang, Kasihan mengatakan, kegiatan simulasi bencana tanah longsor ini merupakan hasil pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat Arbiter Samariter Bund Jerman dalam program Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SMAB) inklusif. Pendampingan tersebut dilakukan sejak 2017. 


"Sebelum digelar simulasi, selama enam bulan lebih warga mendapat pelatihan dan sosialisasi tentang mitigasi bencana, pengenalan medan, hingga meningkatkan potensi yang ada," jelas Kasihan. 


Sementara itu, Ketua Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Temanggung, Lilik Setyawan mengungkapkan, kegiatan simulasi sangat bermanfaat bagi warga, mengingat secara geografis Desa Temanggung berada di lereng curam Gunung Sumbing sisi selatan. 


"Kondisi pemukiman warga memanjang dari bawah ke atas. Sehingga BPBD Kabupaten Magelang mengidentifikasi desa Temanggung sebagai kawasan rawan longsor," ungkap Lilik. 


Menyadari hal tersebut, secara swadaya warga membentuk OPRB, dan menyusun Standar Operating Prosedur (SOP) penanggulangan bencana dengan melibatkan semua elemen yang ada. 


Berkat kekuatan itu pula, pada 2015 Desa Temanggung ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar