Sendratari Kidung Karmawibangga Hipnotis Ribuan Wisatawan Candi Borobudur

Dilihat 2437 kali
Pentas kolosal Kidung Karmawibhangga di Taman Lumbini Candi Borobudur Kabupaten Magelang Kamis (13/19).

BERITAMAGELANG.ID - Candi Borobudur di Kabupaten Magelang tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan bangunannya saja. Banyak juga potensi tari tradisional yang melingkupinya, salah satunya Sendratari Kidungkarmawibangga, pertunjukan yang diadaptasi dari sebuah relief yang ada di Candi Borobudur.

Di antara ramai wisatawan di musim libur Lebaran 1440 Hijriah Tahun 2019, puluhan penari yang tergabung dalam komunitas Brayat Panangkaran Borobudur bersiap menjelang pentas di taman Lumbini pelataran Candi Borobudur, Kamis (13/6). Secara bergantian mereka merias diri dan menyiapkan kostum.  

Seperangkat gamelan, kenong, kendang dan lainnya telah tertata rapi di panggung utama Taman Lumbini dengan berlatar belakang Candi Agung Borobudur. 

Diawali tari Topeng ireng dayakan, Sendratari Kidungkarmawibhangga memulai pentasnya. Para penari dari Gunungsari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang ini menarik para wisatawan Candi Borobudur untuk singgah menonton. Mereka tampil energik dengan irama gamelan menarik.

Budayawan dan pendiri Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur, Sucoro mengatakan, Tari Kidungkarmawibhangga ini terinspirasi dari salah satu panel relief di Candi Borobudur.

"Sendratari Kidungkarmawibhangga ini menceritakan sebab akibat, hukum karma baik maupun perbuatan jahat. Relief Karmawibangga berada paling dasar di lantai Candi Borobudur, kemudian tataran Ruhadatu dan Arupadhatu," kata Sucoro di sela pementasan. 

Tidak hanya menceritakan perjalanan hidup seorang tokoh, dalam tari Kidung Karmawibhangga juga diceritakan ajaran kebaikan untuk mencapai kesucian hakiki.

"Tokoh Dyah Pujawardhani dalam Kidung Karmawibangga digambarkan sebagai tokoh perempuan yang kuat perjuangannya. Ia lebih mempertahankan diri sebagai hamba yang suci untuk mengabdi kepada Hyang Widi meski bergelimang harta," jelas Sucoro.

Selain itu, imbuh Sucoro, dalam Kidung Karmawibhangga juga memiliki pesan moral penguatan dan kebersamaan masyarakat dalam melestarikan Candi Borobudur. Seperti kali ini puluhan penari yang tampil berasal dari Kabupaten Temanggung dan Windusari Kabupaten Magelang.

"Namanya Candi Borobudur ini tidak hanya untuk masyarakat Hindu atau golongan tertentu saja. Namun juga merupakan simbol penguatan kebersamaan dan semuanya butuh kerukunan. Daerah lain dapat menampilkan kreasi khas tari daerahnya melalui Borobudur sehingga mampu menjadi daya tarik wisata," paparnya.

Menurut salah satu wisatawan, Yustina, pertujukan Kidung Karmawibangga sangat menarik dan layak untuk menjadi tontonan wisatawan.

"Menarik banget, apalagi penarinya dari beragam tari yang menjadi satu. Ditambah latar belakang Candi Borobudur, sangat eksotiklah," ungkap Yustina.

Baginya menyaksikan pentas Sendratari Kidung Karmawibhangga di pelataran Candi Borobudur menjadi pengalaman tersendiri.

"Kita biasanya harus menonton bayar, ini disuguhkan bebas sebagai hiburan bagi para wisatawan oleh pengelola Candi Borobudur sehingga sangat berkesan," pungkasnya.

Sementara itu, penampilan penutup dari kelompok seni Jathilan Turonggobirowo dari Dusun Tlodas Desa Pagergunung Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung mampu menghipnotis para wisatawan Borobudur. Selain irama musik gamelan yang dinamis, dalam pentas tersebut gerak atraksi para penari juga unik dan tentunya meninggalkan kesan dan kenangan mendalam bagi para wisatawan di Candi Borobudur. 

Editor Fany Rachma

1 Komentar

jayeng bawono 15 Juni 2019 22:43
terima kasih kepada rekan" brayat panangkaran candi borobudur dan semua crew reserfasi yg tlah memfasilitasi

Tambahkan Komentar