Senangnya Ilmuwan Cilik Saling Berbagi Ilmu

Dilihat 2135 kali
Siswa-siswi dari TK pertiwi Tersan Gede Salam Kabupaten Magelang sedang praktek menanam dengan sistem hidroponik dalam festival ilmuwan cilik, di lapangan Drh Soepardi Mungkid Magelang, Selasa (19/11).

BERITAMAGELANG.ID - Jasmine, murid TK Pertiwi Tersan Gede Salam Kabupaten Magelang nampak asyik memasukkan biji sayur sawi ke dalam media seperti spon. Setelah itu, spon ia masukkan ke dalam botol bekas air mineral yang sudah dipotong menjadi dua. Kemudian botol yang disusun menjadi dua diberi air nutrisi dan spon diletakkan di atas air. Antara botol atas dan bawah diberi kain flanel yang gunanya untuk menyerap air nutrisi dan dialirkan ke biji yang sudah disemai.


"Kita tunggu beberapa hari ya agar bijinya bisa tumbuh," kata Jasmine memberitahu teman-temannya dari berbagai TK dan PAUD yang sengaja mengerubung untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan.


Saat itu, Jasmine didampingi ibu guru sedang praktek membuat tanaman dengan sistem hidroponik, dalam Festival ilmuwan Cilik yang digelar di lapangan drh Soepardi Kota Mungkid, kabupaten Magelang, Selasa (19/11).

Kegiatan ini diadakan Pemkab Magelang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.


Di stand lain, nampak anak sedang mencoba praktek meniup balon menggunakan botol. Caranya dengan menggunakan soda dicampur cuka, kemudian campuran itu dimasukkan ke dalam balon sebanyak 3 sendok. Setelahnya, ujung balon dipasang dalam mulut botol dan isinya ditumpahkan ke dalam botol. Seketika, balon mengembang.


Lainnya lagi ada anak yang sedang praktek membuat bakso, kemudian pupuk organik sampai membuat pelet untuk pakan ternak. Namun ada juga yang membuat sirup jahe dan wedang secang.


Anak-anak inipun tidak ragu untuk memberikan presentasinya. Mereka sangat percaya diri meskipun harus dilihat dan ditanya oleh orang banyak.


Isharti, salah satu guru dari TK Pertiwi Tersan Gede Salam menyambut baik Festival Ilmuwan Cilik. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih anak-anak sejak usia dini.


“Ini juga menambah pengalaman anak-anak dari hal abstrak menjadi nyata. Anak-anak langsung praktek dan mereka sangat suka," katanya.


Anak-anak TK Tersan Gede diajari menanam secara hidroponik, dari menyemai bibit, memasukkan bibit di media botol air mineral dan diberi nutrisi.


Jadi mereka tidak hanya menerima teori saja, namun langsung dipraktekkan. Jadi sangat menyenangkan," kata Isharti.


Kepala Pusat Pengembangan PAUD Dikmas Jawa tengah, Djayeng Baskoro menyatakan, kegiatan festival Ilmuwan Cilik ini sesuai dengan pesan dari Mendikbud Nadiem Makarim saat dilantik, yakni pembangunan karakter.


“Pembangunan karakter sejak usia dini, salah satunya melalui kegiatan ilmuwan cilik ini," katanya.


Ia menegaskan, kegiatan ini bukan untuk menciptakan ribuan ilmuwan, namun sedang menyiapkan karakter-karakter positif lewat kegiatan ilmuwan cilik ini.


Karakter ilmuwan adalah keingintahuan, keberanian mencoba, menilai, apakah yang dilakukan bermanfaat atau tidak.


“Bahkan mereka bisa mengkomunikasikan hasil temuannya itu kepada temannya dan orang lain. Apakah hasil temuannya bisa membawa kebaikan kepada seluruh alam semesta, seperti yang diperintahkan pada kita, bahwa kita adalah Rahmatan Lil Allamin," tandasnya.


Menurut Djayeng, bagian itulah yang akan disumbangkan kepada putra-putra generasi bangsa, akhlak yang baik.


Oleh karena itu Kemendikbud melalui Pusat pengembangan Paud dan diknas, untuk menciptakan berbagai hal pengasuhan termasuk ilmuwan cilik.


Festival Ilmuwan Cilik diikuti 2.700 siswa-siswi PAUD se Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dihadiri Bupati Magelang Zainal Arifin dan Bunda PAUD, Christanti Zaenal Arifin.


Menurut Tanti, panggilan akrabnya, kegiatan ini sesuai dengan metode STEAM yakni Sains, Teknologi, Seni dan Matematika dengan konsep pendekatan yang berbeda.


“Pada intinya anak-anak membuat karya dengan konsep bermain, padahal mereka sedang belajar dan melakukan penelitian,” kata dia.


Yang membanggakan, kegiatan ini baru pertama kali diadakan di Indonesia dan mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar