Seminar Difabel: "Tak Seorangpun Menghendaki Dilahirkan Tidak Sempurna"

Dilihat 1735 kali
Pjs Bupati Magelang Tavip Supriyanto membuka seminar “Budaya Tuli dan Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)” di Pendopo drh. Soepardi Setda Kabupaten Magelang, Sabtu (24/04).

BERITAMAGELANG.ID - Memperingati hari Kartini, Pemerintah Kabupaten Magelang memberi tambahan ilmu terutama bagi kaum perempuan terkait penyandang disabilitas. Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKB PPPA) Kabupaten Magelang mengadakan seminar bertemakan "Budaya Tuli dan Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)" di Pendopo drh. Soepardi Setda Kabupaten Magelang, Sabtu (21/04).

"Tidak seorangpun menghendaki dilahirkan dalam kondisi tidak sempurna. Mereka tetap harus diterima karena penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama sebagai warga Indonesia," ujar Pejabat sementara Pjs Bupati Magelang, Tavip Supriyanto saat membuka seminar.

Dalam kesempatan tersebut, Tavip juga mengajak para peserta mengingat kembali fungsi keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam mendidik dan membentuk karakter anak sebagai calon penerus bangsa. Menurut Tavip, seorang ibu adalah pendidik utama putra putrinya sekaligus menentukan kualitas manusia di masa mendatang.

"Maka sekali lagi kami ucapkan selamat hari Kartini pada ibu semua yang hadir pada seminar hari ini. Terima kasih pada semua ibu atas pengabdian, dedikasi dan kasih sayang serta cinta yang tulus tanpa mengharap balasan siapapun," pungkasnya.

Sementara Kepala Dinsos PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Retno Indriastuti menyebutkan, seminar ini bertujuan mengingatkan masyarakat akan keberadaan kaum difabel terutama penyandang tuna rungu.

"Kenapa topiknya difabel karena sesuai tema (peringatan hari Kartini) tentang kualitas keluarga, 'kan kita tidak boleh memilih hanya keluarga yang anggotanya normal saja. Ada yang berkebutuhan khusus tuli sehingga perlu memasyarakatkan bahasa isyarat untuk membantu meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi dengan keluarga penyandang disabilitas itu sendiri," jelas Retno.

Dengan digelarnya seminar ini, lanjut Retno, pihaknya berharap masyarakat akan semakin familiar dan terbuka dengan bahasa isyarat. Dalam seminar ini disampaikan materi tentang pengertian bahasa isyarat, manfaat, juga praktek secara sederhana menyebut nama dengan bahasa isyarat.

"Kami hadirkan narasumber dari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Kabupaten Magelang, juga juru bahasa isyaratnya," lanjut Retno.

Seminar Bisindo diikuti sebanyak ratusan peserta dari anggota Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Darma Wanita, perwakilan SKPD dan organisasi wanita lainnya.

"Pemkab Magelang selalu berupaya memberdayakan kaum difabel dengan mendukung kelompok, memfasilitasi mereka agar bisa berkomunikasi antar kelompok, juga membantu kompetensi, melatih keterampilannya, dengan harapan para difabel bisa mandiri terutama dari sisi ekonomi," tutup Retno.

Memperingati hari Kartini, juga telah dilaksanakan pelayanan KB di rumah sakit Aisiyah, Klinik KB dan sejumlah Puskesmas. Selain itu, juga digelar tes IVA gratis yang diikuti 100 orang anggota Bhayangkari dan Persit Kartika Chandra. Hingga saat ini tes IVA masih terus dilaksanakan di 27 Puskesmas dengan target 2.500 orang. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar