Semangat Teara Mencari Sinyal Internet Untuk Kuliah Daring

Dilihat 1954 kali
Dua dari tiga remaja dari desa Kenalan Borobudur, saat mengikuti sekolah atau kuliah online dipinggir jalan demi mendapat sinyal

BERITAMAGELANG.ID--Masalah sinyal menjadi kendala yang acap di temui pelajar SD hingga mahasiswa yang harus belajar secara online di musim pandemi Covid-19. Hal itu dirasakan tiga orang remaja yang tinggal di dusun Nalan II desa Kenalan Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.


Ketiganya adalah Teara Noviyani Sekar Melati (19) mahasiswa jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang), Siti Salma Putri Salsabila (13), yang tidak lain adalah adiknya, pelajar kelas 2 siswi MTs Negeri 1 Magelang dan saudara sepupunya, Fitri Zahrotul Mufidah (15), siswi SMK Ma'arif 1 Ngluwar.


Sudah empat bulan sejak pandemi Covid-29, ketiga remaja ini harus berburu sinyal. Mereka rela jalan kaki sejauh satu kilometer untuk bisa menjangkau lokasi yang bisa menangkap sinyal. Hal itu terpaksa dilakukan karena tempat tinggal mereka terletak di daerah yang memang susah sinyal. Mereka memang tinggal di lereng pegunungan Menoreh berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo DIY.


Ketiga remaja ini setiap hari harus ke desa Bigaran Borobudur untuk menyelesaikan tugas kuliah dan sekolahnya. Mereka mengerjakan tugas sekolah di pinggir jalan desa yang menghubungkan desa Bigaran menuju desa Kenalan Borobudur.


Di pinggir jalan, mereka bertiga mengerjakan tugas dengan hanya beralaskan rumput yang tumbuh dipinggir jalan. Tak lupa sarana yang wajib ada, yakni laptop atau gawai harus di bawa serta. Alat ini menjadi sangat penting untuk sekolah atau kuliah secara daring.


Kadang kepanasan bila siang hari, atau bahkan pernah harus lari-lari berteduh karena tiba-tiba turun hujan. Bila tidak tahan panas yang menyengat, mereka bergeser ke bawah pohon untuk berteduh.


"Sengaja pilih tempat disini agar tidak ada yang mengganggu. Namun tetap saja ada kalanya konsentrasi buyar, lantaran ada warga lain yang lewat. Terlebih kalau sedang mengerjakan ujian, sangat mengganggu," ujar Teara yang kini duduk di semester II Fakultas Ekonomi Bisnis jurusan manajemen UM Magelang.


Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sutejo dan Komaroyani ini mengatakan, sebenarnya di dekat rumahnya yang hanya berjarak 100 meter, ada fasilitas layanan internet wifi di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Kenalan. Namun, internet di Balkondes yang diinisiasi oleh salah satu BUMN ini tidak berjalan mulus karena jam operasional layanan wifinya tidak 24 jam penuh. "Padahal tugas-tugas kuliah kadang mendadak  hingga larut malam," keluhnya.


Seringkali dirinya bersama dengan adik dan sepupu mengerjakan tugas sekolah atau kuliah hingga sore hari. Ibunya sering menengok dan membawakan minum serta jajanan.


Bila tidak ada jadwal kuliah, maka ia menyempatkan pulamg untuk mengisi baterei telepon atau laptop. Setelah penuh, kembali lagi ke desa Bigaran untuk menyelesaikan tugas.


Ia juga menyampaikan, dalam satu minggu, jadwal kuliah bisa sampai lima hari dengan jadwal yang tidak menentu. "Ada yang jam tujuh atau delapan. Setiap Kamis jadwalnya penuh. Mulai jam tujuh, sepuluh dan jam sebelas siang," katanya.


Mengerjakan tugas sekolah atau kuliah di pinggir jalan, menurut Teara, memang tidak sepenuhnya membuat dirinya tenang. Apalagi menjelang lebaran, isu banyak tindak kriminalitas terus menghantui. Apalagi ia mengerjakan di tempat yang jauh dari keramaian. "Namun Alhamdulillah, semuanya berjalan aman. Alloh masih melindungi kita semua," ujarnya.


Teara berharap, kondisi seperti ini akan secepatnya berakhir. Ia ingin agar internet bisa menjangkau wilayah desanya, sehingga semua pelajar atau mahasiswa yang tinggal di lereng Menoreh ini, bisa mengikuti proses kegiatan belajar secara daring dengan lancar dan aman.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar