Sektor Pertanian Butuh Regenerasi Petani Milenial

Dilihat 1510 kali
Kegiatan Bimtek Pertanian yang diadakan anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina bekerjasama dengan Polbangtan YoMa di Hotel Atria, Senin (12/4/2021)

BERITAMAGELANG.ID - Pertanian Indonesia sangat membutuhkan peranan para petani muda yang siap melakukan regenerasi untuk mendorong, mengembangkan dan menciptakan terobosan agar produksi pertanian lebih efisien, efektif, berkualitas dan terintegrasi.


Petani muda berusia 19-39 tahun atau petani milenial, diperlukan karena mereka dianggap mampu mengadaptasi perubahan zaman, inovatif sehingga bisa menjadi motor penggerak percepatan agribisnis dari hulu hingga akhir.


Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina dalam kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian di hotel Atria Kota Magelang, Senin (12/4/2021).


Kegiatan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) YoMa (Yogyakarta Magelang).


Vita mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka menciptakan dan menumbuhkan 2,5 juta petani milenial sebagai salah satu strategi program aksi mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan di Indonesia.


"Apresiasi tinggi saya untuk tenaga penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, karena bukan hanya dibutuhkan keterampilan teknis saja, untuk melakukan pendampingan, baik dalam bentuk penyuluhan, pelatihan berkelanjutan, namun juga kesabaran ekstra dan ketekunan dalam membimbing petani. Apalagi petani milenial dalam mendapatkan update informasi dan upgrade ilmu pengetahuan terbaru terkait seputar pertanian yang dikelola," kata Vita.


Ia berharap para peserta muda tani bisa mendapat pencerahan positif dan semangat untuk ikut aktif membangun pertanian Indonesia. Bukan cuma teknik cara bertani, namun bagaimana mengembangkan pertanian dari hulu sampai hilir.


Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian YoMa, Bambang Sudarmanto mengatakan, pihaknya saat ini memang sedang membidik petani muda, karena selama ini hanya 9 persen saja petani yang usianya di bawah 40 tahun.


"Karena itu harus ada regenerasi agar jumlah petani tidak berkurang," imbuhnya.


Diakuinya, selama ini mindset yang ada adalah petani itu kotor dan miskin.


"Karena itu mindset tersebut harus kita ubah. Petani muda mau berkiprah kalau teknologi atau IT masuk. Sebab kalau tidak ada teknologi, maka akan sulit untuk masuk karena mereka tidak tertarik," tandasnya.


Karena itu, pihaknya ingin sektor pertanian menjadi sektor yang terus positif pertumbuhannya. Sebab ketika krisis moneter dulu yang bertahan adalah pertanian.


"Ketika kondisi pandemi yang bertahan juga sektor pertanian. Jadi bagaimana kita mengajak petani muda. Memang harus bertahap," ujarnya.


Dengan dukungan dari Komisi IV DPRI RI, maka target 2,5 juta petani untuk lima tahun ke depan diharapkan bisa tercapai. Artinya, ketika pengusaha petani bisa masuk di semua sub sistem, tidak hanya on farmnya saja.


"Hal ini dilakukan untuk menutup kekurangan petani karena saat program ini digulirkan, rata-rata per tahun petani kita berkurang 500 ribu," ungkapnya.


Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Romza Ernawan menambahkan, pihaknya juga terus menumbuhkan petani milenial, yakni petani yang berinovasi.



Jadi mereka tidak hanya on farmnya saja, melainkan juga pasca panen dan pasar. Karena saat ini zaman media sosial, maka pasar sangat terbuka. Yang menguasai media sosial biasanya anak-anak muda," ucapnya.


Menurut Romza, memang ada kendala di lapangan karena anak muda masih banyak yang tidak berminat pada pertanian.


"Ini yang harus kita motivasi agar mereka mau dan mampu terjun ke lapangan," ujarnya.


Dinas Pertanian dan Pangan akan terus mendorong sektor pertanian ini bisa dibawa ke sektor industri, profit oriented tanpa meninggalkan kultur budaya dan sosial. Maka petani milenial harus terus didorong.


Peserta kegiatan ini berasal dari Komunitas Juang, penerima Program P2L tahun 2021 dan Penyuluh Kabupaten serta Kota Magelang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar