Ratusan Pemuda dari 14 Negara Ikuti Youth Summit 2019

Dilihat 1851 kali
Global Youth Summit (GYS) 2019 di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Kamis (17/01).

BERITAMAGELANG.ID - Sejumlah negara, termasuk Indonesia mengikuti acara bertajuk Global Youth Summit (GYS) 2019 di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Acara yang dibuka pada Kamis (17/01) itu merupakan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi para kaum muda se-Asia Pasifik.


Event GYS ke 9 tahun 2019 di Aula Balairung, Komplek SMA Taruna Nusantara secara resmi dibuka oleh Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Kehutanan, Dr. Nur Sumedi S.Pi.


“GYS 2019 ini adalah sebuah event bagi kawula muda yang di dalamnya terdapat banyak kegiatan yang terfokus pada kepedulian pada lingkungan hidup dan inspiratif bagi anak-anak muda dari berbagai negara. Inti dari event antar negara ini salah satunya adalah upaya menyelamatkan lingkungan ke depan,” kata Sumedi.


Menurutnya, acara yang mengambil tema Biodiversity and Water Scarcity ini diikuti 14 negara. 180 peserta berasal dari kalangan pelajar dan penggiat lingkungan hidup seperti Indonesia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, Oman, dan Australia.


"Istilah yang klasik, bahwa bumi dan alam itu sebenarnya adalah untuk mereka para generasi muda benar adanya. Kita, orang tua hanya meminjam, untuk itu kita harus mewariskan kepada mereka anak-anak muda, tidak boleh lebih jelek (kondisi alam dan bumi) dari yang sekarang," terangnya.


Para peserta akan diberikan materi dari sejumlah pembicara internasional. Hal itu bertujuan membekali para kaum muda untuk lebih peduli dan bertanggung jawab pada kelestarian lingkungan hidup.


"Dengan mengikuti ini mereka akan memiliki paradigma tentang lingkungan hidup lebih kuat. Jadi apapun dia (generasi muda), mau jadi birokrat, pengusaha, tapi semangat untuk sense menjaga lingkungannya tetap kuat," tegas Sumedi.


Dari acara ini pula, imbuh Sumedi, diharapkan para kaum muda dari 14 negara memiliki visi bahwa kedamaian di dunia bisa ditemukan dengan cara mencintai alam, budaya, serta ajaran spiritual.


Permasalahan lain yang menjadi isu global adalah sampah plastik non organik yang terbawa arus air laut dan sungai. Volume sampah dan bencana masih menjadi polemik dan mencemari perairan dan bumi antar negara yang hanya bisa diselesaikan lintas negara.


"Kegiatan yang diikuti 14 negara ini salah satu upaya mencari solusi penyelesaian isu lingkungan global. Itu tidak bisa dibatasi oleh batas-batas administratif provinsi. Bahkan batas negara. Sehingga banyak persoalan lingkungan melewati batas negara, seperti kabut asap, kemudian polusi sampah yang terbawa arus air sungai maupun ombak laut," jelasnya.


Indonesia bukan kali pertama mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah acara yang diprakarsai oleh Hemispheres Foundation Singapura ini. Sebelumnya, pada 2016 silam, Indonesia juga diberi kepercayaan untuk menjadi tuan rumah mengambil tempat di kota Surabaya.


Program GYS sendiri digelar mulai 16 hingga 20 Januari 2019 dengan agenda kegiatan menarik seperti seminar, mengenal keragaman hayati nusantara dan diskusi bersama.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar