Salak Nglumut Srumbung Berpotensi Ekspor ke Negeri Tirai Bambu

Dilihat 2501 kali
Proses penyortiran salak Nglumut di Packing House Gapoktan Ngudiluhur Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Komoditas salak Nglumut organik di lereng Gunung Merapi menjadi perhatian negeri Tirai Bambu.


Secara khusus General Administration of Custom China (GACC) melakukan audit virtual terkait proses pengemasan salak Nglumut. Semua proses audit itu digelar secar terbuka di rumah pengemasan (Packing House) milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang Kacamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Ditengarai Packing House (PH) ini menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.


Proses audit virtual itu berkenaan dengan permintaan ekspor buah tropis ke China seperti pengelolaan buah, SOP karantina dan yang paling utama adalah penerapan protokol kesehatan para pekerja dalam pengemasan. 


Selain PH di lereng barat Gunung Merapi ini juga melakukan audit kepada 9 Rumah Pengemasan/Packing House lain yang terpilih mewakili Indonesia, dengan komoditas buah naga, salak dan manggis. GACC sendiri merupakan lembaga karantina resmi Negeri Tirai Bambu Cina.


"Untuk Jawa Tengah diwakili PH CV Gapoktan Ngudi Luhur di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang dengan komoditas salak," ungkap Kabid Tanaman Pangan dan Hortikuktura Ade Srikuncoro Kusumaningtyas di kantornya, Kamis (26/8/2021). 


Proses audit secara virtual ini untuk menjamin mutu dan keamanan pangan khususnya komoditas salak Nglumut yang rencananya akan diperkenalkan ke masyarakat Cina.


Jika nantinya hasil audit GACC menyatakan layak proses, maka Gapoktan ini dapat memulai ekspor salak Nglumut ke Cina.


Ade menambahkan Pendaftaran Rumah Pengemasan/Packing house Pangudi Luhur telah memenuhi syarat Cara Penanganan Produk Segar yang Baik/CPPSB. Hal itu juga diperkuat oleh Surat Keterangan Level 2 Penerapan Sanitasi Higienis melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng.


Lahan pertanian salak nglumut yang dikelola Gapoktan Ngudi Luhur luasnya hampir 200 hektar. 


Sejak masa pandemi Covid-19 Gapoktan Ngudi Luhur tetap eksis ekspor buah salak organik ke Thailand dan Kamboja. 


"Harapan besar untuk bisa ekspor ke China agar peluang pasar salak semakin besar sehingga semakin meningkat kesejahteraan petani," harapnya.


Salak nglumut yang dikembangkan para petani teladan itu berasal dari lahan pertanian organik sehingga memiliki citarasa lebih manis dan segar dibanding salak lainnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar