BERITAMAGELANG.ID - Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Magelang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan, menerapkan program SIRAJA (Sistem Informasi Rujukan Jejaring). Program berbasis jaringan digital ini, akan berperan aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
"Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Magelang, masih relatif tinggi, yakni mencapai tujuh orang pada tahun 2023. Angka tersebut cukup tinggi, sehingga harus ditekan lagi," kata dr. Prakoso Adhi, SpOG pada Forum Konsultasi Publik dalam Penyusunan Standar Pelayanan Publik RSUD Muntilan, Kamis (13/7/2023).
Melalui program SIRAJA ini, diharapkan dapat mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Karena program tersebut, terintegrasi dengan layanan kesehatan di Puskesmas yang menjadi rujukan.
SIRAJA untuk meningkatkan response time komunikasi dan pengelolaan kasus sistem triase gawat darurat (gadar), serta mengetahui ketersediaan ruangan dan fasilitas rumah sakit rujukan untuk mendapatkan instruksi dan feedback secara realtime, termasuk database rujukan maternal dan neonatal yang terintegrasi.
Sedangkan Puskesmas yang menjadi rujukan SIRAJA, adalah Puskesmas Muntilan 1 dan 2, Srumbung, Ngluwar, Sawangan 1 dan 2, Salam, Dukun, Kota Mungkid, Pakis, Tegalrejo, Kalibawang (Kulonprogro) dan Tempel (Sleman). Klinik swasta meliputi Klinik Karya Rini, Amalia 3, Siti Khadijah, Daqu Sehat, dan Klinik Annur.
SIRAJA dapat meningkatkan sarana dan prasarana dalam penatalaksanaan kegawatan ibu hamil dan bayi baru lahir, meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan faskes primer, serta membuat alur rujukan yang mudah, cepat dengan sistem informasi terintegrasi.
AKI dan AKB masih menjadi masalah yang harus segera diselesaikan, sebab keterlambatan rujukan menjadi salah penyebab kematian ibu yang tinggi di Rumah Sakit. Jadi, sistem rujukan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.
"SIRAJA menjadi salah satu inovasi dalam sistem rujukan maternal dan neonatal di area Kabupaten Magelang. Kolaborasi dari seluruh elemen sistem kesehatan di masyarakat menjadi kunci dari keberhasilan penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Magelang," jelas dr. Prakoso Adhi.
Direktur RSUD Muntilan, Dodi Indra Permadi mengatakan, Forum Komunikasi Publik RSUD Muntilan, merupakan ruang partisipasi masyarakat terkait berbagai kebijakan yang akan atau sudah diterapkan penyelenggara layanan, memperoleh kepastian layanan melalui pengawasan, dan menyelaraskan antara harapan publik dengan kemampuan penyelenggara layanan, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Sedangkan foroum tersebut, membahas tentang layanan home care, antar obat dan rujukan kesehatan ibu dan anak (KIA), dalam meningkatkan pelayanan public di RSUD Muntilan, sehingga diperlukan dukungan dari beberapa lintas sektor terkait.
"Kami mohon dukungan supaya program tersebut dapat berjalan dengan lancar, berkesinambungan guna meningkatkan pelayanan rujukan masyarakat di Kabupaten Magelang," jelasnya.
0 Komentar