Ribuan Warga Ikuti Prosesi Umbul Donga di Gunung Tidar

Dilihat 1919 kali
Prosesi Umbul Donga Puncak Tidar untuk kedamaian NKRI, Minggu (24/3).

BERITAMAGELANG.ID - Selametan Puser Bumi merawat NKRI menjaga Indonesia digelar masyarakat adat Magelang Raya, Minggu (24/3) sore.

Sebanyak 21 tumpeng diarak menuju puncak Gunung Tidar yang merupakan simbol spiritual 'pakuning tanah' masyarakat Jawa.

Tumpeng dan ingkung lengkap sayur itu berasal dari perwakilan warga 21 Kecamatan di Kabupaten Magelang. Berbusana Jawa, sorjan, blankon, udeng dan berkebaya, mereka berjalan pelan menaiki setiap anak tangga Gunung tidar. 

Doa dan tarian menjadi kekuatan dalam prosesi di puncak Gunung Tidar itu. 

"Kita berharap dari pusat atau puserin tanah Jowo ini bisa menebarkan cinta ke republik yang kita cintai," kata Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP di sela ritual tersebut.

Kenduri Selametan Puser Bumi di luar agenda politik Pilpres maupun Pileg.


Menurut Bupati, 'Selametan Puser Bumi' menjadi presentasi bersama masyarakat dan Pemerintah Kota/Kabupaten Magelang dalam upaya menjaga dan merawat rasa Nasionalisme. 

Ritual ini juga menjadi muara harapan rakyat Indonesia agar ke depan lebih baik. Pemilu 2019 berjalan lancar damai tanpa halangan apapun.

"Akhir-akhir ini ujaran kebencian, berita hoaks dan berita bohong bertebaran luar biasa. Maka Ini menjadi keprihatinan bersama kita berdoa kita tetap bisa menjaga tegaknya NKRI," tegasnya.

Melalui prosesi di Gunung Tidar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan agar tradisi ini menjadi sarana pemersatu semua perbedaan, memperkuat tali silaturahmi dan menebarkan rasa cinta perdamaian.

"Kita akan menghadapi hajatan 5 tahun sekali, mau pilih Presiden atau Wakil Rakyat tetaplah harus rukun. Beda kulit, beda golongan, beda partai maupun rezeki kita tetap bersaudara," ujar Gubernur.

Ganjar menuturkan, momen berdoa di pusatnya Paku Bumi Gunung Tidar memiliki harapan mendalam, agar Pemilu 17 April melahirkan pemimpin bangsa Indonesia yang amanah. 

"Mari berdoa bersama dengn pikiran jernih dan hati bersih ikhlas, semoga Indonesia dapat pemimpin yang bisa memahami dan mengerti kebutuhan rakyat. Hatinya baik dan bersih untuk kemakmuran bersama," harapnya.

Ribuan warga dari kota lain seperti Purworejo, dan Temanggung turut larut dalam khidmat menuliskan harapan di secarik kertas yang ditempel di gunungan agung 'Umbul Donga'. Gunungan doa harapan itu kemudian dibakar bersama api dan angin agar dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa.

Hadir di prosesi ini Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana, SE, Walikota Magelang Sigit Widyonindito, Wakil Walikota Magelang Windarti Agustina serta jajaran Forkopimda Kota dan Kabupaten Magelang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar