Reptil Rescue Borobudur Jaga Kelestarian Ular Untuk Ekosistem

Dilihat 3600 kali
Edukasi pelestarian ular di Reptil Rescue Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Indonesia dengan kekeyaan alam memilki aneka jenis ular, baik yang berbisa maupun biasa saja. 


Munculnya ular ke pemukiman tentu membuat warga resah dan ketakutan, sehingga banyak ular yang dibunuh. 


Melihat kejadian tersebut Mufti Adi Utomo atau yang lebih akrab disapa Didik, mendirikan Rescue Reptil Borobudur, untuk mengubah mindset masyarakat terhadap hewan melata itu


"Saat melihat ular itu ada dua opsi, kalau tidak lari, pasti dibunuh. Karena mindset orang ketika melihat ular itu pasti berbahaya, sedangkan keberlangsungan hidup ular itu memiliki fungsi tersendiri," jelas Didik saat ditemui di rumahnya di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Minggu (19/01/2020).


Pria berambut panjang ini mengaku dulunya takut dengan ular. Kemudian ia memberanikan diri untuk memelihara seekor ular kecil yang dibeli di pasar. 


"Dulunya takut, terus memberanikan diri membeli ular kecil di pasar untuk dipelihara. Coba dipegang lalu lama-lama jadi suka," terangnya.


Selain itu, ia juga melihat bahwa banyaknya ular yang dibunuh membuat masyarakat di desanya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani gagal panen akibat serangan hama tikus. Gagal panen tersebut, imbuhnya akibat rantai makanan yang putus. Banyak ular yang mati, sehingga perkembangbiakan tikus tidak terkendali. Tikus merupakan makanan ular di alam terbuka.


Sejak saat itu, Didik membuat Rescue Reptil Borobudur untuk membuka mindset dan mengedukasi masyarakat bahwa tidak semua ular berbahaya, bagus untuk ekosistem. 


"Lalu kita melakukan penelitian tentang ular. Ternyata dari 25 jenis ular yang sering terlihat di kampung kami, hanya lima jenis yang berbisa dan yang lainnya tidak berbahaya," terang Didit.


Kini puluhan hewan reptil dipeliharanya. Semua ular yang ia pelihara dalam kandang itu kebanyakan cenderung jinak, karena terbiasa bertemu dengan manusia.


Dengan membeli tiket seharga Rp5.000, masyarakat bisa melihat dan belajar berinteraksi dengan puluhan jenis ular yang dipelihara oleh Reptil Rescue Borobudur ini. Selain ular, ada juga berbagai macam reptil yang lain seperti buaya, kura-kura, dan tokek.


"Kalau buaya itu hanya titipan milik orang, walau hanya titipan kita juga minta izin sama BKSDA Semarang karena buaya ini kan termasuk hewan yang dilindungi," tegasnya.


Reptil Rescue Borobudur juga rutin melakukan evakuasi ular yang berada di area pemukiman. Masyarakat pun dapat melakukan upaya mandiri menangani ular di rumah dengan cara mengusirnya secara aman dan tidak membunuhnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar