Proyek Bendungan Pasuruhan Masuk Rencana Strategis

Dilihat 4709 kali
RAPAT KOORDINASI. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dalam rapat koordinasi dengan Pemkab Magelang yang dipimpin Penjabat Sekda Magelang, Drs. Endra Endah Wacana di ruang rapat Wakil Bupati Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Bendungan Pasuruhan yang berlokasi di perbatasan antara Kecamatan Mertoyudan, Borobudur dan Tempuran di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dipastikan akan dilanjutkan setelah pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden 2019 mendatang. Hal ini dipastikan saat rapat koordinasi antara Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dengan Pemkab Magelang yang dipimpin Penjabat Sekda Magelang, Drs. Endra Endah Wacana di ruang rapat Wakil Bupati, Kamis (18/10).

"Proyek bendungan ini, sudah masuk Rencana Strategis Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019. Kegiatan strategis jangka menengah nasional provinsi Jawa Tengah, percepatan pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air. Namun untuk saat ini, belum memenuhi syarat administrasi AMDAL karena belum mendapatkan surat kesesuaian RTRW, karena masih dalam proses," kata Kepala Bidang Pelaksanaan BBWSSO, Modesta dalam rapat.

Disampaikan Modesta, bendungan ini bertujuan utama menyuplai 1.100 liter/detik air baku di wilayah Kota Yogyakarta. Namun demikian, Kabupaten Magelang juga akan banyak mendapatkan manfaat. Diantaranya, menyediakan air irigasi untuk sekitar 800 hektar lahan pertanian. Kemudian air baku di Kecamatan Borobudur, Mungkid dan Muntilan sekitar 500 liter/detik.

"Hal lainnya, untuk cadangan air saat musim kemarau dan untuk mempertahankan debit air tanah (sumur) disekitar bendungan," jelasnya.

Disampaikan lagi, perjalanan bendungan dimulai sejak 2012 dengan melakukan studi kelayakan, pra desain bendungan Pasuruhan dan jaringan pemanfaatannya oleh PT. Metana. Dilanjut pada 2013, dengan desain bendungan. Kemudian, detail desain penyediaan air baku WS POS dan WS Serbog pada 2015 oleh PT. Bhawana. 

"Pada tahun 2016, dilakukan pemantapan geologi bendungan pasuruhan oleh PT Metana, dilanjut analisa gempa dinamis dan model tes bendungan pasuruhan pada tahun 2017, juga oleh PT Metana. Untuk tahun ini, sudah masuk tahapan Amdal dan larap bendungan oleh PT. Abad Dua Satu sebagai konsultan teknik," lanjut Modesta. 

Sementara Penjabat Sekda Kabupaten Magelang, Drs. Endra Endah Wacana menyampaikan, pertemuan yang juga dihadiri anggota DPR RI Komisi V, Ir. Sudjadi ini bertujuan menyamakan persepsi antara peserta yang hadir baik dari Pemkab Magelang maupun BBWSSO dan pihak pelaksana.

"Yang sangat penting, kami minta saat sosialisasi ke masyarakat mengutamakan pendekatan yang nJawani sesuai adat Jawa. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah menerima penjelasan dan yang utama tentu agar kondusifitas daerah tetap terjaga," pintanya.

Sedangkan Ir. Sudjadi mengatakan, karena tahun ini adalah tahun politik, maka pelaksanaan pembangunan bendungan akan dilaksanakan setelah Pilleg dan Pilpres 2019, April mendatang. Meski belum dilaksanakan, pihaknya sangat yakin pemerintah daerah pasti akan mendukung.

"Pemerintah pasti akan mendukung proyek ini karena dapat mensejahterakan masyarakat dan lebih banyak dampak positifnya," katanya. 

Dalam kesempatan ini, pihaknya juga minta agar saat pelaksana menyampaikan sosialisasi baik ke Bupati Magelang maupun ke masyarakat terdampak, mengedepankan sikap yang baik. 

"Yang utama buat bahan sosialisasi sebaik mungkin. Jika perlu pakai tiga dimensi, sehingga siapa pun yang mendengarkannya, akan tertarik," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar