Prosesi Pensakralan Air Waisak Digelar di Candi Mendut

Dilihat 1952 kali
Pradagsina Umat Budha dalam prosesi pensakralan air suci Waisak 2563/2019 di Candi Mendut Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Kamis (16/05).

BERITAMAGELANG.ID - Prosesi Puja Bakti pensakralan air Waisak yang diambil dari Umbul Jumprit Temanggung berlangsung khidmat di altar yang ada di halaman Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (16/5) sore. Air Waisak dalam wadah kendi tanah itu kemudian disemayamkan di dalam Candi Mendut oleh para Bhikkhu Sangha, Rohaniwan, dan Majelis-Majelis Agama Buddha.

Sebelum disemayamkan, ratusan umat Budha bersama para biksu melakukan doa bersama dan dilanjutkan ritual Pradaksina atau mengelilingi candi sebanyak 3 kali. Dalam ritual ini sejumlah biksu membawa kendi tanah berisi air berkah.

Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Dra. S Hartati Murdaya mengatakan air berkah ini menjadi bagian dari sarana Puja Bhakti peringatan Tri Suci Waisak Nasional 2563 Buddhist Era (BE) tahun 2019 yang akan dipusatkan di Candi Borobudur.

"Sebagai sarana Puja Bhakti, air memiliki makna keberkahan. Air menghilangkan haus, membersihkan batin, dan menghilangkan hal-hal yang buruk pada manusia. Sehingga umat dapat sinar cinta kasih sang Buddha," kata Hartati.

Menurut Hartati, Air dari umbul Jumprit Temanggung ini nantinya akan dibawa ke Candi Borobudur melalui suatu prosesi bersama api abadi dari Mrapen Grobogan yang dilaksanakan Sabtu (18/5) siang.

"Sang Buddha mengajarkan cinta kasih, kedamaian, kebersihan. Barang siapa yang melakukan ajaran Buddha akan membawa kedamaian mereka sendiri dan lingkungannya," ungkapnya.

Prosesi penyemayaman ini diikuti ratusan umat dan tokoh Buddha yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri seperti Thailand, Vietnam, Nepal, Singapura dan lainnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Buddha Kementerian Agama RI Caliadi, SH MH yang hadir dalam prosesi ini mengungkapkan Perayaan Tri suci Waisak kali ini menjadi simbol persatuan antar umat beragama masyarakat Indonesia, karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan.

"Dua momentum penting yakni Waisak dan Ibadah puasa umat muslim. Sehingga mari kita bangun kondusifitas toleransi beragama agar bulan suci Mei ini dalam keadaan damai" ajak Caliadi.

Lebih lanjut ia menambahkan, sesuai tema melalui Waisak mari kita jaga kebersamaan umat dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa Indonesia.

"Semoga Waisak tahun ini memberikan berkah dari Sang Tirakama ke seluruh umat manusia," tambahnya.

Air yang menjadi simbol kesejukan dan kesucian itu menjadi salah satu sarana Puja Waisak Nasional di Candi Borobudur bersama-sama api alam yang diambil dari Mrapen Grobogan. Prosesi pengambilan api alam dilaksanakan pada Jumat (17/05). Sebelumnya pada Selasa dan Rabu (14-15/5) digelar bakti sosial pengobatan gratis di Taman Lumbini kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB).

Sedangkan Detik Detik Waisak kali ini akan jatuh pada Minggu (19/5) pagi pukul 04.11 WIB. Ribuan umat Budha diperkirakan akan mengikuti prosesi itu dengan meditasi dan pelepasan lampion di pelataran barat Candi Borobudur.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar