Program Kampung Peduli Gizi Dorong Milenial Jadi Peternak Ayam

Dilihat 1372 kali
Peresmian Program Kampung Peduli Gizi PT Cargill Indonesia, di Desa Kebondalem, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Program peduli gizi yang dikembangkan PT Cargill Indonesia bekerja sama dengan Paguyuban Ayam Petelur (PAP) Kabupaten Magelang merupakan langkah maju untuk mendidik masyarakat, khususnya generasi milenial yang punya minat untuk menjadi peternak ayam petelur.

"Pembangunan kandang atam petelur ini, bisa menjadi tempat pembelajaran bagi generasi mieinial agar punya minat jadi peternak yang bisa menjadi sumber pendapatan mereka," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Joni Indarto, pada Peresmian Program Kampung Peduli Gizi PT Cargill Indonesia, di Desa Kebondalem, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Kamis (23/9/2021).

Menurut Joni, kegiatan usaha peternakan belum disukai anak muda, maka  hadirnya Program Kampung Peduli Gizi yang mengembangkan ayam petelur, bisa menjadi daya tarik bagi anak muda. Menurutnya, usaha peternakan mempunyai prospek yang lebih baik jika dikelola dengan manajemen profesional yang didukung oleh teknologi.

"Jadi, peternakan ayam petelur maupun ayam pedaging mempunyai prospek bagus, karena salah satu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam memenuhi gizi bagi warga masyarakat," ujarnya.

Untuk itu, program pendidikan peternakan ini, harus mendapat dukungan semua pihak, baik swasta maupun pemerintah daerah, sehingga peternakan bisa lebih baik dan sempurna. Sehingga ke depan mampu memenuhi kebutuhan gizi warga, dan bisa menjadi harapan keluarga dalam meningkatkan ekonominya.

"Yang jelas, dengan skill yang baik, wawasan pengetahuan luas dalam segi pemasaran, akan terbentuk peternak yang handal, ada teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas peternakan karena peternakan bisa menghasilkan yang besar, sehingga tidak asal menjadi peternak," ujarnya.

Ketua Paguyuban Ayam Petelur (PAP) Kabupaten Magelang, Iryadi menyebutkan di Kabupaten Magelang terdapat sekitar 150 peternak ayam petelur, dengan produktivitas telur mencapai 40 ton per hari dari sekitar dua juta ekor ayam. Kini peternak ayam petelur, mengalami kesulitan dalam pemasaran, akibat pandemi Covid-19.

"Kami berharap, dengan kebijakan pemerintah memberikan kelonggaran aktivitas masyarakat, mampu memberikan nilai tambah bagi peternak ayam telur, mengingat harga telur saat ini mengalami penurunan, sedangkan harga pakan ayam terus naik," harapnya.

Namun demikian, Iryadi optimis kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi telur untuk memenuhi gizi masyarakat kembali meningkat, sehingga peternak tidak mengalami kerugian. 

"Rendahnya harga telur, membuat peternak ayam telur mengalami kerugian cukup besar, yakni Rp5.000 per kilogram telur," ujarnya.

Wakil Presiden PINSAR Petelur Nasional Bagian Magelang, H. Nurcahyo, menyatakan Cargill Indonesia memperkenalkan program Kampung Peduli Gizi yang dirancang untuk memperbaiki pasokan protein kepada masyarakat di Jawa dan Sulawesi.

Melalui program ini, Cargill akan mengeluarkan dana senilai Rp1,7 miliar untuk membangun tiga pusat pembelajaran terpadu di Magelang Jawa Tengah,  Pasuruan Jawa Timur, dan Sidrap Sulawesi. Tujuannya,  untuk melatih sekitar 1.000 peternak tentang produksi telur (perternakan ayam petelur). Telur dari ketiga pusat pelatihan ini akan diberikan kepada 3.000 masyarakat setempat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi asupan protein saat pandemi Covid-19.

Cargill akan bekerja sama dengan Cempaka Foundation, PINSAR Petelur Nasional Magelang, dan LOC Makasar untuk melaksanakan modul-modul pelatihan yang juga merupakan salah satu aksi dari respon cepat tanggap perusahaan terhadap Covid-19 di Indonesia,  untuk memperbaiki taraf kehidupan masyarakat setempat.

"Lebih dari ini, secara nasional, Cargill juga telah memberikan donasi senilai 1,6 Juta USD dalam bentuk penyediaan stok sembako, alat kesehatan dan obat-obatan untuk membantu masyarakat dan pemerintah Indonesia dalam menghadapi pandemi hingga saat ini," katanya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar