Potensi Bidang Kehutanan Melimpah, Namun Belum Mampu Memberikan Keuntungan Besar Bagi Masyarakat

Dilihat 1220 kali
Sosialisasi Rehabilitasi Hutan Lindung dan Penyerahan Simbolis Bantuan KBR, Bibit Produktif dan Bang Pesona, oleh anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina yang berlangsung di Kampung Ulam Resto, Mungkid, Selasa (9/8/2022).

BERITAMAGELANG.ID - Wilayah Kedu yang terdiri dari Magelang, Wonosobo, Purworejo, dan Temanggung merupakan rangkaian kabupaten yang memiliki keindahan alam serta potensi bidang kehutanan yang sangat melimpah. Namun hal tersebut tidak serta merta menghasilkan keuntungan yang besar bagi masyarakat.

Berbagai macam kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak sekali menimbulkan dampak negatif seperti alih fungsi lahan, hilangnya sumber air, pencemaran air akibat industri, serta pengelolaan sampah yang tidak berjalan dengan baik.

"Berbagai macam permasalahan tersebut tentunya menjadi pekerjaan kita bersama dalam upaya pemulihan lahan seperti sedia kala," demikian disampaikan anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina, dalam kegiatan Sosialisasi Rehabilitasi Hutan Lindung dan Penyerahan Simbolis Bantuan KBR, Bibit Produktif dan Bang Pesona, yang berlangsung di Kampung Ulam Resto, Mungkid, Selasa (9/8/2022). Kegiatan ini Sosialisasi Rehabilitasi Hutan Lindung dan Penyerahan Simbolis Bantuan KBR, Bibit Produktif dan Bang Pesona, yang berlangsung di  Kampung Ulam Resto, Mungkid, Selasa (9/8/2022). Kegiatan ini mengambil tema "Satu Bumi Untuk Masa Depan".

Vita mengatakan, pihaknya selaku anggota Komisi IV DPR RI, selama ini terus mendorong pemerintah melalui mitra kerja seperti KLHK, untuk terus berinovasi serta melaksanakan kegiatan/program, yang akan memberikan dampak positif bagi lingkungan serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Salah satu kegiatan yang sedang kita kerjakan adalah rehabilitasi lahan dan penghijaun serta pemberdayaan langsung ke masyarakat. Program tersebut adalah Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Bang Pesona (Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara), serta Bantuan Bibit Produktif.

KBR merupakan program pemberdayaan secara swakelola yang diberikan kepada kelompok masyarakat dengan membuat pesemaian yang hasilnya dimanfaatkan untuk kegiatan penghijauan.

Kemudian Bang Pesona merupakan salah satu program, yang secara swakelola diberikan kepada kelompok masyarakat dalam hal ini seperti LMDH dan kelompok perhutanan sosial, dengan tujuan diberikan modal untuk melakukan kegiatan penanaman baik itu bibit pohon maupun bibit buah serta masyarakat dibekali hewan ternak, sebagai sarana pemberdayaan ekonomi kelompok. 

Bibit produktif dilakukan sebagai upaya pemerintah agar masyarakat mulai membiasakan menanam tanaman-tanaman produktif yang dapat bermanfaat baik bagi penghijauan dan hasilnya pun dapat bermanfaat secara ekonomi.

"Berbagai program dan kegiatan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan ini, saya harapkan  bisa bermanfaat bagi masyarakat," harap Vita.

Ia menyebutkan, tahun 2022 ini, sebagai aspirator dari komisi IV DPR RI, pihaknya telah dan akan menyalurkan kepada masyarakat di Dapil Jawa Tengah VI yang tersebar di Kabupaten  Magelang, Wonosobo, dan Temanggung diantaranya KBR 8 paket, Bang Pesona 8 paket, dan Bibit Buah 20.000, yang secara kesuluruhan jumlahnya mencapai Rp 1,6 Milyar.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Syarifudin dalam sambutannya menyatakan terima kasih kepada anggota DPR RI, Vita Ervina yang selalu rajin terjun ke bawah dan sering bekerjasama dengan DLKH. "Terima kasih atas kepedulian terhadap lingkungan di wilayah Kabupaten Magelang," kata Syarifudin.

Menyinggung rehabilitasi hutan lindung, berdasar hasil penelitian, katanya, sering sekali disampaikan Bupati Magelang, bahwa 40 tahun kedepan di Kabupaten Magelang khususnya, akan terjadi krisis air. 

"Ketika terjadi krisis air, apa yang akan kita lakukan. Karenanya, kami sering bersama pak Bupati bekerjasama dengan sektor terkait, melakukan penanaman di tempat-tempat tangkapan air seperti hutan lindung," ujarnya.

Iapun berharap, di Kabupaten Magelang  tidak ada lagi hutan produktif. "Beberapa waktu lalu ada hutan Potorono yang  dulumnya  cukup cantik dan ada  mata air hingga mengalir sampai Borobudur. Namun suatu ketika kami kaget karena ada penebangan pohon cukup besar dan saat kami tinjau, ternyata disana merupakan hutan produktif," ungkapnya.

Pihaknya menyayangkan hutan itu menjadi hutan produkti karena banyak pohon yang sudah tinggi di tebang. "Padahal, bila di tebang nilai ekonominya tidak seberapa namun dampaknya sangat luar biasa," tandasnya.

Karna itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kementrian Lingkungan Hidupdan meminta agar di Kabupaten Magelang tidak ada hutan produktif.Semua hutan di wilayah ini menjadi hutan lindung agar kelestariannya terjaga dan kebutuhan air terpenuhi.

Pihaknya ingin kegiatan ini berdampak hutan menjadi lebih hijau yang bermanfaat untuk anak cucu. "Menanam sekarang namun berguna untuk anak cucu kita kelak," pungkasnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar