PGRI Fokus Membantu Kesulitan Guru

Dilihat 1084 kali
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dengan disaksikan Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah dan Ketua PGRI Kabupaten Magelang membuka kegiatan Konferensi Kerja Tahun Kedua Masa Bakti XXII PGRI Kabupaten Magelang pada Minggu (07/08/2022) pagi.

BERITAMAGELANG.ID-Pengurus PGRI Kabupaten Magelang menyelenggarakan Konferensi Kerja Tahun Kedua Masa Bakti XXII pada Minggu (07/08/2022). Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore ini bertempat di Ruang Joedodibroto Kantor Bapas 69 Magelang.

Muhdi, Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya berpesan agar konferensi kerja fokus pada program yang membantu kesulitan guru. PGRI menorehkan sejarah selalu membantu guru. Muhdi lantas menceritakan peran PGRI dalam memperjuangkan guru sebagai sebuah profesi hingga memperoleh tunjangan profesi guru.

"Kini guru mendapatkan tunjangan satu kali gaji pokok," kata Muhdi.

Muhdi juga menjelaskan hanya PGRI di provinsi Jawa Tengah yang memberikan bantuan dana setelah guru purna tugas.

"Cuma PGRI Jawa Tengah yang memiliki Dana Setiakawan Guru." Ungkap Muhdi. Melalui Dana Setiakawan Guru inilah dana iuran anggota dikelola sebagai bekal menjelang pensiun.

PGRI Jawa Tengah menaruh perhatian dengan guru yang memasuki Masa Persiapan Pensiun. "PGRI Jawa Tengah melatih guru menjadi pengusaha. Pelatihan ini gratis bekerja sama dengan Dinas UMKM," jelas Muhdi.

Tak lupa, PGRI juga turut berperan pada guru yang masih aktif mengajar. PGRI mendorong setiap guru dapat menggerakkan lingkungannya.

"Tolong pastikan semuanya menjadi guru penggerak. Yang belum bergerak, bisa digerakkan," kata Ketua PGRI Jateng Masa Bakti XXII ini.

Muhdi juga menekankan agar setiap guru memahami implementasi kurikulum merdeka. Yang belum paham dapat diajak untuk mengikuti pelatihan melalui anak lembaga.

"Anak lembaga SLCC dan APKS sebagai garda terdepan di Kabupaten Magelang untuk menggerakkan guru dan memberikan pemahaman akan Kurikulum Merdeka," kata pria asal Kebumen ini.

Sementara itu, Susno, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menjelaskan bahwa guru anggota PGRI merupakan stakeholder di sekolahnya masing-masing.

"Guru sebagai penyempurna pendidikan perlu belajar kembali tentang Kurikulum. Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya," jelas Susno.

Susno juga mengajak setiap cabang untuk mensosialisasikan pelaksanaan kurikulum merdeka. Sosialisasi ini sebagai bentuk perhatian kepada anggota. Terutama dalam membantu guru.

"PGRI merupakan mitra strategis Disdikbud Kabupaten Magelang. Maka PGRI dapat menjalin kerjasama dengan dinas terkait," kata Susno.

Sebelum membuka kegiatan, Azis Amin Mujahidin, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang mengakui PGRI merupakan mitra yang strategis.

"PGRI dan Disdikbud memiliki tugas sama dalam membangun pendidikan di Kabupaten Magelang," jelas Azis.

Azis Amin Mujahidin memberikan saran jika materi konferensi tidak hanya membahas peningkatan kompetensi profesional. Sebab tidak ada tiga kompetensi guru lain yang perlu juga untuk diasah.

"Guru tidak hanya pintar membuat RPP tok. Namun kompetensi sikap perlu juga disentuh," kata Azis Amin Mujahidin.

Azis Amin Mujahidin juga menyarankan untuk mengembangkan kemampuan softskill dan hardskill.

"Tidak hanya menjadi guru yang populis. Tapi guru bisa menjaga nyala api dengan menjadi guru yang inspiratif," tegas Azis Amin Mujahidin.

Kegiatan ini dibuka secara simbolis dengan pemukulan Gong oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. Pemukulan Gong disertai oleh perwakilan Bank Bapas 69, pengurus PGRI Jawa Tengah, pengurus pleno PGRI Kabupaten, dan disaksikan pengurus cabang PGRI se-Kabupaten Magelang.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar