Petani Magelang Budi Daya Porang

Dilihat 1470 kali
Salah satu petani di Kabupaten Magelang Muhammad, Muslih menunjukan hasil umbi porang yang ia tanam.

BERITAMAGELANG.ID - Kalangan petani Kabupaten Magelang tengah bersemangat budi daya tanaman porang. Karena selain harganya lebih stabil dibandingkan jenis lainnya, umbi dari tanaman tersebut juga memiliki banyak manfaat.


Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Srikuncoro Kusumaningtyas mengatakan wilayah Kabupaten Magelang cocok untuk budi daya porang. Saat ini tanaman porang telah dibudidayakan di 17 kecamatan di Kabupaten Magelang.


Tanaman ini bagus ditanam di lahan yang terbuka. Sedangkan di lahan yang banyak naungan, hanya cocok untuk pembibitan.


"Porang atau dikenal dengan sebutan iles-iles, merupakan jenis talas-talasan atau tanaman umbi yang bisa tumbuh di wilayah tropis dan sub tropis," ujar Ade, Rabu (13/10).


Dijelaskan Ade, saat ini karena teknologi di Indonesia belum memungkinkan mengolah porang menjadi tepung, maka porang diekspor ke luar negeri. Potensi pasar luar negeri masih terbuka, sehingga budi daya porang menjanjikan.


Dijelaskan Ade, saat ini sudah banyak masyarakat yang mengetahui manfaat porang. Seperti untuk diet, kecantikan, pengental es krim, jelly, lem kaca dan masih banyak manfaat lainnya.


"Satu umbi porang bisa memiliki bobot 3 sampai 13 kilogram. Diperkirakan di Kabupaten Magelang budi daya dilakukan di  lahan 117 hektare yang menghasilkan 4.680 ton porang," katanya.


Sementara itu, salah satu petani porang di Dusun Ngrombeh, Klopo, Tegalrejo, Muhammad Muslih menuturkan budi daya tanaman porang cukup menjanjikan. Ia menanam porang sejak 2019. 


Menurutnya, harga porang lebih stabil dibandingkan jenis umbi yang lain. Karena umbi tersebut banyak diekspor. Kalau harga standarnya saat ini sekitar Rp7 ribu per kilogram. 


Saat ini Muslih menanam porang di lahan sekitar 2,5 hektare.


"Perkiraan panen dalam lahan 1 hektare menghasilkan 90 ton porang, itu kalau dari umbi yang berukuran seperempat kilo," jelas Muslih. 


Di samping menjual umbi porang, Muslih juga mengembangkan porang menjadi aneka olahan bernilai ekonomi seperti Rendang Porang, Srundeng Porang, Balado Porang dan olah makanan lainnya.


Terkait umbi porang yang masih kecil, menurut Muslih harganya lebih mahal, perkilonya mencapai Rp15 ribu. Pada ukuran ini umbi digunakan untuk pembibitan. 


"Kalau yang masih biji itu lebih mahal lagi, satu kilo Rp150 ribu sampai Rp300 ribu," pungkas Muslih. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar