Petani Krinjing Gelar Prosesi Selikuran Kopi Gratis

Dilihat 1252 kali
BERITAMAGELANG.ID - Petani kopi di lereng Gunung Sumbing Kabupaten Magelang memiliki cara unik dalam bersyukur atas hasil panen melimpah, yakni dengan menggelar minum kopi gratis selama 21 hari.

Selama prosesi itu siapa saja boleh datang untuk sekedar medang (minum) kopi dan bertukar cerita.

Sebagai puncak 21 hari sedekah kopi itu digelar diskusi sederhana di Kedai kopi Ireng di Desa Krinjing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Rabu (21/10/2020).

"Peringatan 21 hari ini sebagai bagian evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Krinjing," kata Nasopi, pelopor kopi Krinjing dalam pesan singkat yang dikirim Kamis (22/10/2020).

Evaluasi atau diskusi tentang kopi itu sengaja digelar pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas warga di ladang perkebunan. Tema diskusi "Memayu Hayuning Bawono" atau membuat dunia semakin indah, diharapkan dapat menjadi motivasi para petani agar lebih bersemangat merawat tanaman kopinya.

Selain tanaman kopi, warga di Desa Krinjing juga mengandalkan palawija dan perkebunan sebagai sumber pendapatan. Perkebunan kopi, menurut Nasopi sudah berlangsung secara turun-temurun kepada generasi tani muda. Dari kopi pula mampu memberikan manfaat ekonomi berupa penghidupan kepada masyarakat Desa Krinjing. 

Dalam bahasa Jawa angka 21 biasa disebut selikur yang diyakini membawa keberuntungan atau hoki. Maka sedekah kopi selikuran di tanggal 21 Oktober itu menjadi momen luar biasa bagi para petani. Selain sebagai wujud rasa bersyukur kepada Tuhan atas hasil panen kopi yang melimpah, ritual selikuran kopi itu juga menjadi harapan agar tanaman kopi semakin memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

"Dengan niat dan tujuan agar dengan berkebun kopi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar Desa Krinjing dan Kabupaten Magelang pada umumnya," ungkap Nasopi.

Guna memperkuat evaluasi dan diskusi peringatan 21 hari dihadirkan juga narasumber dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta. Dalam kajian sederhana itu juga diangkat materi budidaya dan perawatan kopi pasca panen.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk memasyarakatkan kopi lokal asli produk petani Krinjing agar lebih dikenal.  

Pentingnya pengolahan pasca panen itu pula yang mendasari prosesi Selikuran Sedekah Kopi akan digelar setiap tahun.

"Sedekah kopi ini akan terus dilakukan setiap tahun agar masyarakat mencintai produk kopi lokal," pungkas Nasopi.

Selama ini hasil panen kopi Krinjing melimpah setiap musimnya. Tak kurang satu ton kopi kering dihasilkan oleh sejumlah petani. Bahkan selama pandemi Covid-19 produktivitas dan permintaan kopi Krinjing dari sejumlah konsumen luar kota meningkat tajam.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar