Peringati Hari TBC Sedunia, Warga Dilibatkan Tekan Jumlah Penderita

Dilihat 2607 kali
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Duta Besar AS untuk Indonesia dalam Peringatan Hari TBC Sedunia di Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/03)

BERITAMAGELANG.ID - Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia bersama Gubernur Jawa Tengah memperingati Hari Tuberkolosis (TB) Sedunia di Taman Lumbini Komplek Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/03).


Dengan pameran edukasi TBC bertema ‘A Story Of Hope’, peringatan ini menandai hubungan kemitraan Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia dalam memerangi TBC sekaligus keberlanjutan program Indonesia bebas penyakit mematikan itu pada 2030.


"Penemuan kasus sampai saat ini belum menggembirakan, maka kita prioritaskan daerah-daerah dengan populasi yang padat terlebih dahulu, tanpa mengecilkan daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa," kata Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan Dr. Anung Sugihantono di sela acara tersebut yang diselenggarakan di Candi Borobudur, Minggu (10/03).


Ia menyebutkan, data terakhir temuan kasus TBC di Indonesia, sekitar 842 ribu kasus. Indonesia masuk urutan ketiga terbesar kasus itu setelah India dan China. Data hingga 2017, angka kematian di Indonesia karena TBC mencapai 110.000 jiwa.


Sejak 1999, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Pemerintah Daerah termasuk Jawa Tengah dan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia melalui USAID telah bekerja sama memerangi penyakit TBC.


Sejumlah daerah lain di Indonesia yang menjadi prioritas untuk penemuan kasus tersebut, antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimanten Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.


"Upayanya salah satunya melacak kasus, kalau dinyatakan positif oleh dokter akan ditanya siapa di rumah itu, siapa teman main, siapa yang biasa bergaul dengan saya. Itulah, diupayakan pelacakan TBC," katanya.


Sementara itu, menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, jumlah kasus tuberculosis (TBC) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 lalu mencapai 49.616 kasus. Jumlah ini masih relatif tinggi dengan program penanganannya terus dilakukan..


"Tahun 2018, ada sebanyak 49.616 penderita tuberculosis di Jawa Tengah, dengan case notification sebanyak 143 kasus per 100 ribu. Jumlah penemuan kasus TBC di Jawa Tengah memang meningkat. Kami harus segera lakukan upaya untuk menekannya," tegas Ganjar.


Untuk mengendalikannya, sejak 2003, selain regulasi, Pemprov Jateng juga menempatkan seluruh lapisan masyarakat menjadi penyuluh, sehingga bekerja secara efektif.


"Ini sebagai bentuk keseriusan kita untuk menanggulangi TBC di seluruh Jawa Tengah, melalui Pergub Aksi Daerah Penanggulangan TBC, setelah edaran kita bikin regulasinya. Melalui semua itu Jateng jadi wilayah penyangga eliminasi TBC nasional. Contohnya, Surakarta yang sudah ada aksi daerah eliminasi TBC. Ada inisiasi antara Pemda dan kelompok masyarakat yang serius menanggulangi masalah ini," katanya.


Upaya lain adalah dengan menggerakkan para ibu kader PKK untuk dapat masuk ke keluarga-keluarga, memberikan edukasi terhadap penyakit TBC. Ada juga Saka Bhakti Husada, yang menjadi juru berkampanye, berkeliling dari wilayah ke wilayah di daerah untuk menjadi penyuluh kesehatan akan bahaya TBC di masyarakat.


Sementara itu, Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) sendiri memperkirakan di tahun 2018, 10 juta jiwa terjangkit TBC, yang menyebabkan kematian 1,3 juta jiwa di dunia, dan 100 ribu jiwa di Indonesia. Angka ini dinilai masih cukup tinggi.


"Banyaknya korban yang terjangkit TBC, juga mereka yang meninggal yang juga sebagian merupakan warga Indonesia, membuat TBC menjadi ancaman serius yang mesti diperangi," ujar Duta Besar Amerika Serikat, Joseph R. Donovan. 


Peringatan Hari Tuberkolosis Sedunia ini juga menandai 70 tahun hubungan diplomatik Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia. Selain itu, peringatan ini juga menandai 20 tahun kemitraan Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia dalam memerangi penyakit TBC.


Selain di Candi Borobudur, pameran A Story Of Hope juga akan digelar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Erasmus Huis Jakarta, pada pertengahan Maret hingga April ini. Pameran ini juga akan digelar di empat provinsi di indonesia dengan penderita TBC terbanyak yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Papua.

Editor Fany Rachma

1 Komentar

muherman harun 22 Maret 2019 21:17
ELIMINASI TB Indonesia di tahun 2050 ? Sebuah Kontribusi mantan Penderita TBC yang menjadi Pemberantas TBC. Pedoman: “BEAT TB ! ONCE AND FOREVER !” Kalahkan TB! Pada kesempatan pengobatan TB pertama kali. Pengobatan tepat dan teratur, pasti pasien SEMBUH. Mustahil KAMBUH ! Semua daya-upaya wajib dilakukan agar jangan terjadi pengobatan ULANG dan RESISTENSI kuman, yang pengobatannya sukar, lama, mahal dan sering GAGAL! Target I: Upayakan Angka Sembuh > 70% di seluruh Pusat Pengobatan TB se-Indonesia pada tahun 2030. Angka sembuh >70% berarti, dari setiap seratus penderita TB yang diketemukan, >70 % harus dapat disembuhkan. Target II: Pemantauan dan pemantapan Program TB selama 2 dekade sampai tahun 2050: TB akan tereliminasi. Pelaksanaan: A. Identifikasi semua Provinsi dengan Pusat Pengobatan TB dengan Angka Sembuh < 70 % . B. Pembentukan, Pembekalan team “Crash Program” yang mobil di tiap Provinsi untuk pemantapan Program TB bertujuan terutama mencapai Angka Sembuh >70% C. STRATEGI 1. Utamakan pengobatan kasus TB Paru dahak BTA positif (= menular). Pengobatan kasus negatif (tak menular, diagnosis tak pasti) jangan melebihi 2 x jumlah kasus positif. Kasus negatif dimonitor, kalau menjadi positif, diobati. 2. Pastikan tenaga mikroskopis terampil sempurna, dikontrol ketat dan berkala oleh Dinas berwajib. Hindari melakukan tes Mantoux, Igra, PCR, CT scan dll. untuk diagnostik TB. Pemeriksaan Rontgen paru berguna membantu diagnostik (tepai belum menentukan). 3. SEBELUM pengobatan, diberikan motivasi teliti dan peduli kepada pasien dan pendamping. SETELAH pasien /pendamping bertekad menjalankan pengobatan sampai selesai tuntas, pengobatan pasien baru dapat dimulai. 4.Pasien yang tak datang pada waktunya, dikunjungi dalam waktu 24 jam agar melanjutkan pengobatan secara teratur berikutnya. Melalui gagasan ‘Crash Program TB’ secara menyeluruh, dapat diharapkan di tahun 2030 semua Pusat Pengobatan TB telah mencapai Angka Sembuh > 70% . Pemantapan keberhasilan tersebut dilakukan selama 2 dekade berturut-turut. Di tahun 2050, TBC, dapat diperkirakan tereliminasi dari bumi Indonesia. Disusun oleh Dr Muherman Harun, Pemberantas TBC 1963 Pendidikan Pemberantasan TB, Prof L.G.J. Samallo, Universitas Gajah Mada Jogja 1963-70 Mendirikan/Memimpin BP4 (Balai Pemberantasan Penyakit Paru-Paru) Pontianak, Kalimantan Barat 1967 Fellow WHO Group TB Control Program, Japan 1969 Fellow WHO District TB Control Program, India 1972-76 Spesialisasi Paru dan TB Control, Nederland 1976-83 Biro Konsultasi TB Control, Amsterdam 1983 Awal Pembentukan St Carolus TB Control Program 1990 Presentasi St Carolus TB Control Program di Academic Hospital, The Free University, di Amsterdam, Nederland. 1990 Presentasi (3 penampilan) St Carolus TB Control di Global TB Program WHO/IUATLD, Boston A.S. 1994 Presentasi Misereor TB Control Flores NTT di Global TB Program WHO/IUATLD, Muenchen, Jerman. 2003 Gerdunas-TB: Pemberdayaan Pemberantasan TB RS Karitas Waitabula, Sumba Barat, NTT. Saat ini masih praktek di RS.

Tambahkan Komentar