Perayaan Waisak 2022 Membawa Dampak Positif Dunia Wisata Dan Ekonomi Kabupaten Magelang

Dilihat 1646 kali
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kabupaten Magelang, Achmad Husein Slamet

BERITAMAGELANG.ID - Momen religius perayaan Tri Suci Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur, membawa dampak positif khususnya dunia wisata dan perekonomian Kabupaten Magelang. Di sisi lain, juga menjadi ajang promosi bagi obyek-obyek wisata di seputaran Candi Borobudur.

"Sudah pasti, momen Waisak menjadi ajang promosi wisata Kabupaten Magelang, disisi lain mendorong dan menggerakkan ekonomi di wilayah ini," demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Achmad Husein saat dihubungi Selasa (17/5/2022).

Husein melihat, perayaan Tri Suci Waisak di Borobudur juga mampu menggerakkan kegiatan seni di seputarnya. "Saya lihat sejak hari Jumat sampai Senin, ada kegiatan seni, keagamaan dan UMKM yang menyertai kegiatan Waisak. Seperti beberapa pameran, pesan damai antar umat beragama di Candi Pawon dan lain sebagainya," ujarnya.

Hal itu menunjukkan, bahwa apapun kegiatan di Borobudur baik itu event regional, nasional maupun internasional, semuanya mampu mendorong pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang.

Pada hari Minggu, imbuh Husein, juga terekam beberapa kegiatan di garis imajiner Mendut, Pawon dan Borobudur, ada  pergerakan ekonomi. Antusias masyarakat sangat luar biasa dalam menangkap peluang ini.

Husein berharap, ke depan untuk event regional, nasional maupun internasional akan tetap mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Ia juga menyebutkan event  Balkonjazz di Balkondes Karangrejo juga mulai mampu menghidupkan desa Karangrejo. Karena di event tersebut, UMKM setempat juga diikutsertakan. "Kalau ada yang tidak mendengar ada kegiatan ini, mungkin itu satu kekurangan promosi. Dinpar hanya mendukung kegiatan tersebut," ucapnya.

Diakuinya, secara aksebilitas, masih ada kekurangan, karena banyak mobil yang tidak tertampung di areal parkir. Namun hal itu justru menjadi peluang bagi warga setempat dalam menyediakan ojek wisata. Dan sudah ada kesepakatan bersama, bahwa untuk tarif ojek wisata tidak boleh 'nuthuk' yang artinya, tarifnya harus seragam.

Disisi lain, Husein mengingatkan,  karena ini masih dalam masa pandemi Covid-19, maka protokol kesehatan tetap harus di jaga, terutama untuk mengenakan masker.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar