Juru Pelihara Merawat Batu Candi Ngawen

Dilihat 2411 kali
Juru pelihara Candi Ngawen melakukan perawatan rutin menyikat batuan candi membersihkan dari lumut, debu dan jamur di Musim Kemarau ini.

BERITAMAGELANG.ID - Kendati memasuki musim kemarau, perawatan rutin Candi Ngawen terus dilakukan, agar kondisi batunya tetap terjaga.


Seperti yang dilakukan oleh Juru Pelihara (Jupel) Candi Ngawen, Mantoro, yang rutin membersihkan batu candi dari gangguan lumut.


"Memasuki musim kemarau dimana hujan sudah jarang turun di Bulan Juli ini pertumbuhan lumut di permukaan batu jauh berkurang, namun harus tetap rutin dibersihkan dari debu, jamur dan lumut kering," ucap Mantoro yang merupakan petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.


Menurut Mantoro, pertumbuhan lumut lebih mudah tumbuh di batu tambahan yang bukan merupakan batu asli candi. Dimana pada zaman dulu, batu candi dipilih dari material pilihan.


"Tidak semuanya batu pada bangunan candi menggunakan batu asli. Karena faktor kerusakan atau tidak ditemukan batu yang asli saat pemugaran sehingga diganti dengan batu tambahan.


Material batu tambahan ini berbeda dengan batu yang asli. Dan batu tambahan lebih mudah ditumbuhi lumut, terlebih pada musim hujan," papar Mantoro, yang membersihkan candi dengan peralatan sikat dan air.


Candi Ngawen yang terletak di Desa Ngawen Kecamatan Muntilan ini terdapat lima candi yang ditemukan sekitar tahun penemuan 1811. Pemugaran pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1925 hingga 1927, pemugaran selanjutnya pada tahun 2011-2012.


"Diantara lima candi, masih terdapat empat candi yang belum selesai pemugarannya dan masih berbentuk pondasi," terang Mantoro.


Adapun batu bagian bangunan candi yang hilang atau belum ditemukan, maka untuk menyusunnya digantikan dengan batu pengganti, yang dibentuk sedekian rupa agar dapat disusun gabung dengan batuannya, membentuk wujud bangunan candi.


"Untuk batuan tambahan yang digabung dengan batu tambahan. Batu tambahan diberi tanda sebagai pembeda dengan batu asli. Tanda tersebut berupa lubang bor kecil di permukaan batu," papar Mantoro yang juga piawai menjelaskan sejarah candi kepada pengunjung.


Meskipun kalah populer dengan Candi Borobudur atau Candi Mendut, keberadaan Candi Ngawen mempunyai daya tarik tersendiri, sehingga kerap dijadikan wisata edukasi dan sejarah.


Wujud bangunannya mempunyai struktur unik dimana Candi Ngawen adalah Candi Budha namun mengambil arsitektur perpaduan Hindu. 


"Ciri khas candi Budha biasanya stupa cenderung bulat, tetapi untuk Candi Ngawen bagian atas candi ber-trap seperti Candi Hindu. Mungkin ini yang disebut dengan toleransi lintas agama zaman dahulu," tutur Mantoro.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar