Teater 'Suradi Si Juragan Salak', Kisahkan Perjuangan Tumbuhkan Minat Baca Anak di Lereng Merapi

Dilihat 1914 kali
Pentas teater anak lereng Gunung Merapi, Desa Ngablak Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat kunjungan Tim Penilai Perpusnas, Senin (23/07)

BERITAMAGELANG.ID - 'Suradi Si Juragan Salak', menjadi inspirasi bagi dunia literasi di lereng barat Gunung Merapi.

Suradi, hanya salah satu tokoh dalam pentas teater anak-anak saat menyambut Tim Juri Lomba Perpustakaan Tingkat Nasional di Perpustakaan Desa (Perpusdes) Muda Bhakti Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (23/07).

"Suradi anak muda juragan salak. Dia merupakan perwujudan generasi muda yang akan menghadapi tantangan di era digital masa kini," seloroh kagum Bupati Magelang Zaenal Arifin saat menyampaikan sambutannya.

Meski hanya fiktif, menurut Zaenal, tokoh Suradi sangat inspiratif. Ia mencerminkan kecerdasan dan perjuangan warga lereng Merapi ke arah lebih maju, namun tetap menjaga tradisi.

"Seperti Perpustakaan Muda Bhakti, sebagai gerbang ilmu ada fungsi kultur 'nguri-uri' budaya Jawa di antara bencana Gunung Merapi," lanjut Zaenal.

Pentas teater yang juga bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 ini juga menampilkan kesenian angklung Barisan Anak anak Perpusdes Muda Bhakti Ngablak (Banana).

"Pentas itu juga membawa pesan pentingnya budaya literasi di hari Anak Nasional agar anak-anak harus tetap gemar dan hobi membaca kembali," ungkap pelatih teater anak, Nurkhanita Adiningsih.

Dalam pentas, imbuhnya, digambarkan hilangnya budaya membaca di kalangan anak-anak akibat kemajuan zaman.

"Dimana saat ini hobi membaca mereka tergeser oleh gadget, hp game dan tv," lanjutnya.

Melawan realita itu, Perpusdes Muda Bhakti terus berbenah. Kini, bagi warga setempat Perpusdes adalah rumah kedua. Sehingga keberadaannya harus dijaga dan dilestarikan.

"Kini kegiatan bermanfaat dari perpustakaan untuk masyarakat juga beragam dengan melibatkan relawan dari luar daerah," jelas Kasihan, Pengurus Perpusdes Muda Bhakti.

Koleksi buku perpusdes yang sempat mati suri akibat erupsi Merapi tahun 2010 ini juga terus bertambah.

"Dari donasi, sekitar 5.000 buku dikoleksi Perpusdes Muda Bhakti. Setiap akhir pekan ada kegiatan penyuluhan literasi ke masyarakat dengan materi dari buku-buku itu," tuturnya.

Kasihan berharap, Perpusdes Muda Bhakti masuk nominasi juara di lomba tingkat nasional.

"Jika juara itu merupakan suatu kebanggaan besar bagi kami. Memotivasi untuk terus berkarya," tutupnya.

 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar