Penjual Barang Lawasan Bertahan Di Tengah Pandemi Covid-19

Dilihat 2659 kali
Pembeli berjongkok untuk memilih barang lawasan, di Pasar Kliwon Muntilan yang tetap aktif di tengah pandemi Corona.
BERITAMAGELANG.ID - Salah satu penjual barang antik di Pasar Kliwon, Suradji, menuturkan, sejak ada virus Corona, pendapatannya menurun sekitar 80%. Dikarenakan banyak orang lebih mementingkan barang kebutuhan pokok, dibandingkan membeli barang hobi dalam hal ini barang antik.

"Barang antik atau barang lawasan ini termasuk barang hobi, biasanya untuk dikoleksi atau keperluan lain. Sejak ada wabah virus Corona ini pembeli turun drastis," ucap Suradji, Selasa (14/4/2020).

Pasar Kliwon ini tergolong pasar unik di Kabupaten Magelang, terletak tepatnya di pintu timur Terminal Muntilan, populer dengan sebutan Pasar Kliwon, yang mana pasar tersebut hanya ramai pedagang dan pembeli saat hari pasaran Jawa yaitu Kliwon.

Pasar Kliwon ini termasuk jenis pasar klitikhan, atau pasar yang menjual segala barang pernak-pernik dimana mayoritas adalah barang bekas, bahkan ada pula penjual barang antik.

Menurut Suradji, kendala lainnya adalah untuk mendapatkan barang lawasan saat ini juga mulai sulit, dimana sebelumnya mudah dijumpai di lapak Pasar Kliwon barang seperti kamera jadul, radio lawas dan sejenisnya, saat ini mulai jarang.

"Hanya sedikit barang lawasan, banyak penjual yang beralih ke barang bekas, namun belum termasuk barang antik karena memang sulit untuk mendapatkan barang lawasan," terang Suradji.

Salah satu pembeli barang lawasan, Muklih, warga Tuk Songo Borobudur, mengatakan, dirinya tertarik pada uang kertas lawas dagangan Suradji.

"Saya hanya lewat, kok melihat ada uang lama, kemudian berminat untuk menawar," ungkap Muklih, yang memakai masker wajah untuk antisipasi penyebaran virus Corona.

Selain itu, Pasar Kliwon Muntilan juga terdapat penjual aneka burung berkicau, pakaian, sepatu, barang elektronik, penjual obat dan lain-lain. Lapak para pedagang digelar di aspal, kemudian pembeli jongkok untuk memilih barang yang diinginkan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar