Ribuan Warga Ikuti Pengajian Akbar Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah

Dilihat 4103 kali
Ribuan jamaah hadiri Pengajian akbar peringatan Tahun Baru Islam 1441 Hijriah, dengan pembicara K.H. Ahmad Muwafiq.

BERITAMAGELANG.ID - Ribuan jamaah menghadiri Pengajian Akbar peringatan Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah, di Lapangan Soepardi Kota Mungkid, Jumat (13/9) malam.


Pengajian yang mengusung tema Terbang Tinggi Menuju Kabupaten Magelang Yang Sejahtera Berdaya Saing dan Amanah, menghadirkan pembicara ulama Nahdlatul Ulama (NU) K.H. Ahmad Muwafiq, lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq.


Bupati Magelang Zaenal Arifin, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan, pengajian tersebut juga dihadiri oleh 372 group Rebana se Kabupaten Magelang dan juga dilaksanakan pentasyarufan dari Basnaz kepada 1.700 anak yatim piatu.


"Group Sholawatan Rebana dari desa-desa di Kabupaten Magelang yang ada 372 desa ditambah 20 group dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang yang juga hadir dalam pengajian akbar ini," ucap Zaenal.


Ketua Panitia kegiatan tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Magelang, Mad Sabitul Wafa, menyampaikan, terdapat kenaikan jumlah pentasyarufan kepada anak yatim piatu, yang mana tahun 2018 terdapat 1.000 bantuan tali asih, tahun 2019 ini menjadi 1.700 santunan anak yatim piatu.


"Perlu diketahui kegiatan pengajian akbar ini seluruhnya dibiayai oleh Pemda Kabupaten Magelang beserta Badan Amil Zakat Kabupaten Magelang yang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang," papar Mad Sabitul Wafa.


Pembicara utama dalam kegiatan pengajian akbar tersebut K.H. Ahmad Muwafiq menyampaikan, sejarah kejadian yang terjadi pada Bulan Muharram adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam Kalender Hijriyah. Sedangkan Asyura sendiri berarti kesepuluh.


Hari tersebut terjadi peristiwa kelam karena bagi kalangan Syi'ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680).


"Bulan Suro sebenarnya memiliki sejarah yang besar bagi perjalanan Islam di dunia, tepatnya pada 10 Muharram," ungkapnya.


Lanjut Gus Muwafiq, peristiwa kelam karena kepentingan politik, Cucu Nabi Husein bin Ali dipaksa untuk mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Muawiyah, dan akhirnya Husein terbunuh.


"Ini menjadi pelajaran bagi kita semua sejarah mencatat pertarungan di masa Khilafah dulu itu sampai mengorbankan nyawa seorang Cucu Nabi SAW. Sangat mengerikan pertarungan kekuasaan di masa khilafah dulu. Mereka tidak segan membunuh cucu Nabi demi kursi khalifah," ujarnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar