Pemkab Magelang Dorong Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Dilihat 3905 kali

BERITAMAGELANG.ID - Bupati diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto mengungkapkan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Kabupaten Magelang sebesar 28,20 persen. Sedangkan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang dilakukan setiap bulan oleh petugas gizi Puskesmas, prosentase stunting sebesar 13,10 persen.


Untuk mendukung penurunan stunting di Kabupaten Magelang, Adi melaporkan kondisi dan situasi serta sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Magelang antara lain, dari 29 Puskesmas, yang sudah memiliki USG sebanyak 5 Puskemas, 2.466 Posyandu yang memiliki alat antropometri baru 618 Posyandu, sehingga masih ada kekurangan antropometri untuk 1.848 Posyandu.


Tenaga kesehatan di Puskesmas, dengan rincian Dokter sebanyak 70 orang, Bidan 486 orang, Ahli Gizi 46 orang, Kader Posyandu 13.139 Orang. 


“Seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Magelang sudah tidak buang air sembarangan atau Open Defecation Free (ODF), serta cakupan layanan air minum sebesar 91,42 persen, sedangkan cakupan layanan sanitasi sebesar 91,19 persen," papar, Adi saat mengikuti acara Road Show Virtual Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem melalui Ruang CRR Setda Kabupaten Magelang, Selasa (7/2/2023).


Adi menjelaskan, beberapa upaya yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang untuk mempercepat penurunan stunting diantaranya dengan, melaksanakan audit kasus stunting, memperkuat intervensi gizi spesifik (sektor kesehatan) dan intervensi gizi sensitive (non sektor kesehatan), Monev oleh petugas kesehatan saat pelaksanaan kegiatan di posyandu terutama pada saat operasi timbang, dan GASPOL DULUR (Gerakan cegah stunting dengan perbaikan Pola Asuh dan Konsumsi Satu Hari Satu Telur / Protein Hewani Lainnya).


Di lain sisi, capaian angka kemiskinan di Kabupaten Magelang berdasarkan Rilis BPS Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2022 adalah sebesar 11,0 persen dengan jumlah penduduk miskin sebesar 145.330 jiwa, sedangkan angka kemiskinan ekstrem sebesar 2,29 persen dengan jumlah penduduk miskin ekstrem sebesar 29.950 jiwa.


Sementara program dan kegiatan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemerintah Kabupaten Magelang telah membagi menjadi 3 strategi. Pertama, pengurangan beban pengeluaran masyarakat, dengan program yang dilaksanakan antara lain, program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat serta program pengelolaan pendidikan.


Kedua, peningkatan pendapatan masyarakat melalui program antara lain, program pemberdayaan usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro (UMKM) serta program pengembangan UMKM.


"Yang ketiga, melalui penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan dengan program yang dilaksanakan antara lain, Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan program pengembangan pemukiman. Serta program-program lainnya yang mendukung ketiga strategi di atas," katanya.


Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan, target penanganan stunting yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen pada tahun 2024. Sedangkan untuk kemiskinan ekstrem, Presiden Joko Widodo menghendaki target mendekati 0 persen pada tahun 2024.


Ada beberapa instrumen yang sudah digunakan untuk mengatasi dua permasalahan tersebut. Untuk penanganan stunting di tahun 2023, di seluruh Puskesmas harus sudah tersedia peralatan USG, sedangkan Posyandu harus sudah tersedia peralatan Antropometri yang terstandar dan tersedia di e-katalog.


Berkaitan dengan kemiskinan ekstrem, Muhadjir Effendy masih menunggu daftar P3KE dari para kepala desa dan pelaporan intervensi yang telah dilakukan selama ini, termasuk dengan kaitan sanitasi, air bersih, 


"Sehingga nanti kita bisa melakukan kontrol progres untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem," tandas Muhadjir Effendy.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar