Pasar Tiban Watu Lumbung Tawarkan Romantisme Sejarah

Dilihat 3249 kali
Pasar Tiban Gunung Wukir Dusun Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Pasar Tiban Watu Lumbung di Dusun Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang menawarkan romantisme sejarah kerajaan Mataram kuno. Pasar wisata jajanan etnik tradisional ini berada di selatan kaki bukit Candi Gunung Wukir.


"Seperti namanya, 'tiban' atau jatuh, pasar ini hanya digelar setiap Minggu Kliwon (penanggalan Jawa)," kata pegiat pasar Watu Lumbung Agus Purwanto dalam pekan ini.


Candi Gunung Wukir didirikan oleh Raja Sanjaya dari zaman kerajaan Mataram Kuno tahun 732M (654 tahun saka). Hal itu merujuk kepada prasasti Canggal yang ditulis menggunakan huruf palawa dan bahasa sansekerta yang ditemukan di halaman Candi.


Pasar ini menyajikan sekitar 40 menu makanan dan minuman tempo dulu seperti gatot, tiwul, wedang uwuh dan lainnya.


Bagi pengunjung juga disediakan tempat duduk kursi jadul dari bambu (lincak) di antara deretan kios bambu beratap alami. Konsep itu bertujuan memaksimalkan relaksasi jasmani dan rohani pengunjung.


"Pasar ini diharapkan dapat mengenalkan kembali tradisi Jawa tempo dulu, mulai dari menu makanan, hingga keramahan yang menyatu dengan alam," tuturnya.


Pasar natural ini juga menawarkan spot menarik lain yakni kawasan puncak Bukit Watu Lumbung terdapat Candi Gunung Wukir. Dari lokasi ini pula pengunjung akan dimanjakan dengan lanskap pemandangan alam wilayah Kabupaten Magelang yang cantik menawan. 


"Jalan lima menit, ke atas bukit, wisatawan dapat istirahat menikmati pemandangan di antara angin lembut dan rindang pepohonan," ujar Agus. 


Salah satu wisatawan, Yuli Purwati mengungkapkan, ada sensasi tersendiri menikmati wisata pasar Watu Lumbung ini. Selain keramahan warga, alam dan sejarah leluhur yang menyelimutinya ada jajanan lezat yang kini mulai sulit ditemui.


"Jajanan jadul yang ada rasanya enak. Pemandangan alam juga bagus, rasanya lengkap ke sini," ungkap Yuli.


Sementara, untuk bertransaksi di pasar Watu Lumbung ini wisatawan diwajibkan menukar rupiah ke mata uang benggol. Satu benggol nilainya Rp 2.000.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar