Pasar Lembah Merapi Magelang Bernuansa "Tempo Doeloe" Yang Eksotis

Dilihat 1393 kali
Aktivitas Pedagang di Pasar Tradisi Lembah Merapi

BERITAMAGELANG.ID - Ajang pelestarian budaya yang bernuansa "tempo doeloe" dikemas dalam salah satu wisata yang eksotis, yakni Pasar Tradisi Lembah Merapi yang berada di Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. 

Meski lokasi ini berada di puncak bukit Gununggono yang hanya dibuka pada hari Minggu, namun masyarakat tidak pernah bosan berkunjung ke tempat ini untuk menikmati masakan khas tradisional sekaligus bersantai dengan nuansa alam yang masih asri. 

Mengusung konsep tempo dulu, pasar ini menjual berbagai makanan dan minuman jaman dulu. Seperti nasi megono, pepes, ikan, cenil, rambut nenek, gethuk, es cendol, es pisang, dan masih banyak lagi. Tak hanya makanan, pasar ini juga menyediakan berbagai mainan jadul yang bisa dijadikan cinderamata. 

Kepala Desa Banyubiru, Wintoro mengatakan bahwa pasar ini memang dibuat dengan konsep untuk memuculkan aktivitas orang-orang lembah Merapi zaman dahulu saat berada di pasar.

"Kami ingin memberikan kesan yang menarik untuk pengunjung, sehingga ketika pengunjung kesini, ada momen yang membekas diingatan," ujarnya.

Selain itu, di setiap sudut pasar Lembah Merapi dibuat mempunyai makna yang berhubungan dengan kehidupan. Seperti halnya pada pintu masuk terdapat gerbang berbentuk segitiga yang mirip dengan tempat penyimpanan padi orang Merapi terdahulu atau biasa dikenal dengan lumbung. 

Kemudian, jika pada umumnya untuk membayar makanan atau minuman menggunakan mata uang rupiah atau scan QR, di Pasar ini sangat berbeda. Pasar Lembah Merapi menggunakan alat transaksi berupa Dono (Dolar Gono).

Dono terbuat dari kayu tebal yang dibentuk seperti kepingan berbentuk agak oval. Di mana, satu Dono senilai dengan Rp 2 ribu.

Hal yang menambah atmosfer Jawa klasik yang sangat terasa di Pasar Tradisi Lembah Merapi adalah para penjual yang mengenakan pakaian khas Jawa kuno. Para pria menggunakan blangkon dan baju lurik-lurik cokelat hitam, sedangkan wanita memakai kain jarik.

Ketua Pokdarwis Pasar Lembah Merapi, Yadi Supriadi menuturkan, di dalam pasar terdapat 32 lapak yang dikelola oleh warga setempat dari 16 Dusun. Di mana, setiap pedagang tidak diperbolehkan menjual satu menu yang sama.

Selain itu, untuk membungkus makanan atau minuman di Pasar ini juga tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Pedagang diharuskan menempatkan makanan dan minumannya pada wadah ramah lingkungan dan barang-barang zaman dulu seperti batok kelapa, gelas dari bumbung (potongan bambu), dan daun pisang.

Untuk makanan sifatnya lebih padat menggunakan daun pisang. Sedangkan, makanan yang memiliki kuah maupun minuman bisa menggunakan batok kelapa yang sudah dibentuk menyerupai cangkir atau mangkok.

Pasar Lembah Merapi hanya beroperasi setiap Minggu mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB. Khusus, Minggu Legi akan menampilkan berbagai seni tarian tradisonal mulai dari Jathilan hingga Kubro.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar