Pasar Sayur Ngablak, Tingkatkan Ekonomi Petani Gunung

Dilihat 10183 kali
Kesibukan di pasar sayur Ngablak Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Pasar Agrobisnis Ngablak Kabupaten Magelang menjadi 'jantung' sayur mayur Jawa Tengah dan beberapa pulau di nusantara.


Dari tangan petani dusun lereng Gunung Andong, Telomoyo dan Merbabu, distribusi sayur segar hasil panen itu selalu terjaga.


Ketulusan dari hati, menjadi mantra bagi para petani untuk tetap bertahan merawat tanaman mereka di segala musim. Kemarau kering, maupun pesta hama di musim hujan bukan kendala.


"Saat ini panen raya, tapi tidak terlalu banyak karena sulit air," ujar Suliyah, salah satu pedagang sayur pasar Nagblak, Selasa (1/10).


Suliyah adalah pedagang dan juga petani. Sehingga 'ramalan' terhadap perubahan harga jual beli sayuran sudah sangat ia pahami.


Ia mengungkapkan untuk harga, saat ini tertinggi adalah kentang Rp 10.000/kg; Kubis dan tomat Rp 3.000/kg; terong Rp 2.000/kg; Buah labu welok Rp 2.500/kg; sawi putih Rp 3.500/kg; Cabai keriting Rp 20rb/kg dan cabai rawit di kisaran harga Rp 28rb/kg.


"Panenan tidak terlalu banyak. Bulannya kan juga sepi sasi (bulan Jawa) Suro, sehingga warga tidak ada menggelar pesta hajatan," paparnya.


Senada dengan Suliyah, pedagang sayur lain, Marwati juga menganggap kondisi saat ini sepi, khususnya pembelian dari wilayah Yogyakarta, Semarang, Magelang, Salatiga, Purwodadi, Solo dan Jakarta.


"Sebulan terakhir agak berkurang. Pembelian dari luar kota sedikit sedikit tapi alhamdulillah laris," jelasnya.


Untuk pasokan semua jenis sayuran dari petani melimpah dan stabil.


Harga sayuran tertinggi, menurut Marwati adalah brokoli yakni Rp 10.000-13.000/kg.


"Brokoli per kilogramnya mahal karena kemarau. Menguntungkan petani yang menanam," ujar Marwati tersenyum.


Aktivitas Pasar Agrobisnis Ngablak sibuk setiap pagi. Siangnya pedagang kembali ke ladang. Bangunan pasar 15x17 meter itu menjadi 'denyut nadi' warga di perbatasan Kabupaten Magelang dan Semarang. Mereka tetap bertahan, hidup mapan berkecukupan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar